GANGGUAN PERILAKU
Gangguan perilaku adalah pola
tingkah laku anak atau remaja yang berulang dan menetap dimana terjadi
pelanggaran norma-norma sosial dan peraturan. Gangguan pada anak-anak ini
seringkali dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu:
1. Gangguan
eksternalisasi ditandai dengan perilaku yang diarahkan keluar diri, seperti
agresivitas, ketidakpatuhan, over aktivitas.
2. Gangguan
internalisasi ditandai dengan pengalaman dan perilaku yang lebih terfokus
kedalam diri seperti depresi, menarik diri dari pergaulan sosial, dan
kecemasan.
A. DEFINISI
GANGGUAN PERILAKU
Istilah
gangguan perilaku berarti ketidakmampuan yang ditandai dengan respon perilaku
dan emosional dalam progam-progam pembelajaran yang tidak sesuai dengan usia,
budaya, atau norma-norma etnis yang berdampak buruk secara nyata pada
pendidikannya. Anak yang mengalami kelainan perilaku berada pada resiko yang
tinggi untuk gagal disekolah. Mereka berada ditingkat yang paling rendah
dibandingkan kelompok-kelompok yang lain dengan jenis kelainan yang rendah.
B. KLASIFIKASI
GANGGUAN PERILAKU
Menurut
Quay dan Peterson (1987) klasifikasi perilaku dibagi menjadi 6:
1.
Perilaku agresif. Sangat perusak, sikap cari
perhatian yang berlebihan, pemarah.
2.
Perilaku antisosial. Ditandai penolakan terhadap
nilai-nilai umum dan sosial, tetapi menerima nilai-nilai dan aturan sesama
teman kelompok (misalnya gang atau sub-budaya)
3. Kecemasan
/ menarik diri. Kesadaran
diri yang berlebihan, menyamaratakan perasaan, ketakutan, kecemasan yang
tinggi, depresi yang dalam, terlalu sensitif, dan mudah sekali malu.
4. Ganguan
pemusatan perhatian. Sikap ketidakmatangan, rentan perhatian pendek yang
berlebihan, konsentrasi jelek, sangat bingung.
5. Gangun
gerak. Gelisah, ketidakmampuan untuk tenang, tingkat tekanan tinggi, banyak bicara.
6. Perilaku
psikotik. Mengungkapkan ide-ide yang aneh, bicara
berulang-ulang dan tidak sensitif
C.
MACAM-MACAM GANGGUAN PERILAKU PADA
ANAK
1. Autism
merupakan
kecendurungan untuk memandang diri sendiri sebagai pusat dari dunia, percaya
bahwa kejadian-kejadian eksternal mengacu pada diri sendiri. Perilaku anak
mengalami perkembangan yang lambat, ditunjukan dengan perilaku yang aneh
misalnya, menarik rambut atau menggoyangkan badannya. Penyebab autis belum
diketahui secara pasti, namun diperkirakan adanya faktor biologis atau
keturunan.
2. Keterbelakangan
mental
yaitu
perkembangan intelektual yang jauh dibawah rata-rata dan keterbatasan terkait
dalam dua keterampilan adaptasi atau lebih misalnya, komunikasi, perawatan diri,
aktivitas hidup sehari-hari, keterampilan sosial. Penyebabnya adalah gangguan biologis atau kelainan ketika ibu mengandung
dan faktor lingkungan. Karakteristiknya
kurang lebih sama dengan anak autis. Hasil studi menunjukan bahwa sebagaian
anak autis mengalami
keterbelakangan mental. Ketebelakangn mental dapat disebabkan oleh faktor luar
tubuh anak, seperti yang dikatakan oleh Kearney :
a. kekurangan
oksigen, misalnya anak pernah dalam kondisi tenggelam,
sehingga menyebabkan aliran oksigen dalam darah
ke otak terhambat.
b. Trauma
otak, misalnya anak mengalami kecelakan yang menyebakan
benturan keras ke kepalanya.
c. Keracunan,
baik makan atau obat-obatan yang menyebabkan kerusakan organ tubuh, jangka panjangnya
mengakibatkan cacat mental pada anak.
3.
ADHD
a. Gejala-gejala
ADHD:
1)
Rentan perhatian pendek ialah ketidakmampun seseorang untuk
memfokuskan dan mempertahankan perhatian secara selektif.
2)
Hiperaktifitas, adalah perilaku yang memperlihatkan gerakan
yang berlebihan, tanpa tujuan, dan sukar untuk memperhatikan.
3)
Impulsif, yaitu pola tingkah laku yang
tiba-tiba, tanpa dipikir terlebih dahulu, dan bertindak sesuai implus yang menggerakannya.
b. Penyebab
terjadinya ADHD:
1)
Kondisi prakelahiran, yaitu ketika hamil
ibu mengkonsumsi alkohol dan merokok
2)
Racun, biasanya kandungan dari cat
tembok yang dapat merusak genetik.
3)
Kerusakan otak, disebabkan oleh
kecelakaan, misalnya benturan kepala.
4)
Pengawet makanan yang dikonsumsi secara
terus menerus.
5)
Gula yang berlebih atau kandungan gula
yang tinggi dapat mempengaruhi ADHD.
6)
Faktor keturunan, sekalipun orangtua
tidak mengalami namun bisa saja membawa gen khusus pembawa perilaku ADHD
yang ditunkan kepada anak.
yang ditunkan kepada anak.
4.
Stress Pada Anak
a. Gejala
stress :
1)
Kurang gairah
2)
Hilang minat untuk melakukan kegiatan
favorit
3)
Menonton TV secara terus menerus
4)
Tegang dan marah tanpa sebab
5)
Tidak sabar dan terburuh-buruh ketakutan
tanpa sebab
6)
Tidur berlebih atau mengalami susah
tidur
7)
Sering melamun
8)
Perubahan sikap, antara lain: Anak
kehilangan minat unuk bersekolah, sulit memusatkan perhatian, dan menolak komunikasi.
b. Penyebab
stress pada anak:
1)
Kegagalan, biasanya kerena tuntutan
orang tua agar anaknya berprestasi, dan apabila anak tidak berprestasi maka ia
akan merasa gagal dan bisa stress.
2)
Tekanan sosial, biasanya adanya
persaingan antara teman sebaya yang tidak ingin kalah antara satu dengan yang
lain.
3)
Pengaruh lingkungan, misalnya anak yang
rumahnya dekat dengan rel kereta karena adanya kebisingan anak akan merasa
terganggu ketika kereta api lewat.
5.
Kesulitan Belajar
disebabkan
karena syaraf yang kurang sempurna, namun anak
yang mengalami hal ini masih dikatakan normal, hanya kurang mampu dalam
hal membaca, menghitung atau menghafal. Jenis kesulitan yang teradi pada anak ditandai dengan:
a. Dyslexia
atau kesulitan membaca pada anak.
b. Dyscalculia atau kelainan anak memahami angka atau kesulitan
tentang prinsip matematika.
c. Dysgraphia atau kesulitan memahami huruf dan menuliskannya
menjadi kata-kata yang tertulis.
d. Kelainan pengertian/kesulitan untuk berbahasa.
6.
Kesulitan bersosialisasi
biasanya
disertai dengan perasaan takut saat ditengah banyak
orang atau merasa dipermalukan setiap kali berdiri dan berbicara didepan
temannya. Hal ini terjadi karena kombinasi dari pengaruh berbagai macam hal
yang terjadi secara bersamaan pada masa perkembangan. Karakteristik anak yang
mengalami gangguan bersosialisasi:
a. Lebih
menikmati kegiatan individual
b. Menghindari
tatap mata dengan orang lain.
c. Berbicara
dengan suara pelan.
d. Takut
dan gugup ketika berkenalan dengan teman baru.
e. Terlihat
sedih dan kesepian dan merasa
terkucilkan
f. Panik
dan seolah olah terperangkap, biasanya ditujukan dengan tangisan atau
bersembunyi dibadan orang lain.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan kepribadian anak yang sulit bersosialisasi: Pengaruh
keluarga,
Kondisi
tubuh, dan trauma
anak.
D. PENDEKATAN-PENDEKATAN TEORITIS BAGI
KEBUTUHAN ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN EMOSI DAN PERILAKU
1.
Pendekatan Biomedis (Biomedical
Approach)
Pendekatan ini menerangkan dan memperlakukan hambatan emosi dan perilaku dari sudut pandang bidang kedokteran. Pendekatan ini menekankan pada ketidakstabilan biokimia (biochemical instabilitas). Ketidaknormalan neurologis dan cedera neurologis sebagai penyebab hambatan ini. Strategi penanganan yang ditekankan pada pendekatan ini adalah penggunaan obat dan penanganan-penanganan medis lainnya.
Pendekatan ini menerangkan dan memperlakukan hambatan emosi dan perilaku dari sudut pandang bidang kedokteran. Pendekatan ini menekankan pada ketidakstabilan biokimia (biochemical instabilitas). Ketidaknormalan neurologis dan cedera neurologis sebagai penyebab hambatan ini. Strategi penanganan yang ditekankan pada pendekatan ini adalah penggunaan obat dan penanganan-penanganan medis lainnya.
2.
Pendekatan psikodinamik (Psychodinamic
Approach)
Pendekatan ini menitikberatkan pada kehidupan psikologis siswa. Berusaha memahami dan memecahkan kesulitan-kesulitan yang difokuskan pada penyebab-penyebab hambatan.
Pendekatan ini menitikberatkan pada kehidupan psikologis siswa. Berusaha memahami dan memecahkan kesulitan-kesulitan yang difokuskan pada penyebab-penyebab hambatan.
3.
Pendekatan perilaku (Behavioral
Approach)
Tujuan utama pendekatan ini adalah untuk menghilangkan kesulitan perilaku-perilaku dan menggantinya dengan perilaku yang lebih layak secara sosial.
Tujuan utama pendekatan ini adalah untuk menghilangkan kesulitan perilaku-perilaku dan menggantinya dengan perilaku yang lebih layak secara sosial.
4.
Pendekatan pendidikan (Educational
Approach)
Merapkan program pengajaran yang tertata rapi dengan harapan-harapan yang diucapkan secara jelas. Selain itu suasana kelas yang baik juga dapat menjadi lingkungan terapis.
Merapkan program pengajaran yang tertata rapi dengan harapan-harapan yang diucapkan secara jelas. Selain itu suasana kelas yang baik juga dapat menjadi lingkungan terapis.
5.
Pendekatan Ekologi
Pendekatan ini menitikberatkan pada interaksi faktor-faktor dan tekanan dalam masyarakat. Pendekatan ini juga menekankan perlunya pemahaman anak ke dalam konteks kehidupan mereka secara total.
Pendekatan ini menitikberatkan pada interaksi faktor-faktor dan tekanan dalam masyarakat. Pendekatan ini juga menekankan perlunya pemahaman anak ke dalam konteks kehidupan mereka secara total.
E. PENANGANAN
GANGGUAN PERILAKU
1.
Perawatan berbasis komunitas, yaitu
dengan cara-cara berikut:
a.
Pencegahan primer melalui berbagai
program sosial yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang meningkatkan
kesehatan anak. Contoh : adanya perawatan pranatal awal, program penangan dini
bagi orangtua dengan faktor resiko yang sudah diketahui dalam membesarkan anak.
b.
Pencegahan sakunder dengan menemukan kasus
secara dini pada anak-anak yang mengalami kesulitan sehingga tindakan yang
tepat dapat dilakukan.
c.
Dukungan melalui psikoterapi individu,
terapi bermain dan program pendidikan khusus untuk anak-anak yang mengaami
gangguan perilaku.
d.
Terapi dalam keluarga sangat penting
untuk membantu mendapatkan keterampilan yang dapat mengubah dan meningkatkan
fungsi dari semua anggota tubuh.
2.
Pengobatan berbasis rumah sakit dan
rehabilitasi.
a.
Unit khusus untuk mengobati anak-anak
dan remaja, terdapat dirumah sakit jiwa. Pengobatan biasanya diberikan untuk
mereka yang tidak sembuh dengan metode alternatif.
b.
Program hospitalisasi parsial juga
tersedia, memberikan program sekolah di tempat yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan khusus
anak yang menderita. Pengobatan
yang paling berhasil adalah memisahkan anak tersebut dari lingkungan yang
bermasalah dan menyediakan tempat yang diatur dengan ketat.
Kesimpulan
Gangguan perilaku anak sangat di pengaruhi oleh lingkungan keluarga,
lingkungan sosial maupun kognitifnya. Gangguan perilaku sering kita jumpai pada
anak-anak yang mempunyai pengalaman yang buruk, bisa jadi karena kekerasan atau
kurangnya kasih sayang dari orang tua. Biasanya anak-anak yang mengalami
gangguan perilaku tidak bisa mengontrol emosinya atau tidak bisa mengatasi
ungkapan emosional yang sedang dialaminya. Dalam
mengatasi masalah gangguan perilaku ini ada beberapa pendekatan yang harus
dilakukan diantaranya: Pendekatan Biomedis (Biomedical Approach), Pendekatan
psikodinamik (Psychodinamic Approach), Pendekatan perilaku (Behavioral
Approach), Pendekatan pendidikan (Educational Approach), Pendekatan Ekologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar