Pendidikan
Multikultural
1.
Pengertian
Pendidikan Multikultural
Menurut pendapat beberapa Ahli
Pendidikan Multikultural adalah:
a. Andrersen
dan Cusher (1994:320), bahwa Pendidikan Multikultural diartikan sebagai
pendidikan mengenai keragaman kebudayaan.
b. James
Banks (1993:3), bahwa pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk people of color (pendidikan
multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan anugrah
tuhan/sunatullah).
c. Muhaemin
el Ma’hady, bahwa secara sederhana pendidikan multikultural adalah pendidikan
tentang keragaman kebudayaan dalam meresponi perubahan demografis dan kultural
lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan (global).
d. Hilda
Hernandez, bahwa pendidikan multikultural sebagai perspektif ang mengakui
realitas politik, sosial, dan ekonomiyang dialami oleh masing-masing individu
dalam pertemuan manusiayang kompleks dan beragamsecara kultural, dan
merefleksikan pentingnya budaya, ras, seksualitas dan gender, etnisitas, agama,
status sosial, ekonomi, dan pengecualian-pengecualian dalam proses pendidikan.
Pendidikan
multikultural (Multicultural Education)
merupakan repon terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana
tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok. Pendidikan multikultural merupakan
pengembangan kurikulum dan aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagai
pandangan, sejarah, prestasi, dan dan perhatian.
2.
Dasar
Pendidikan Multikultural
Pendidikan
multikultural berawal dari berkembangnya gagasan dan kesadaran tentang “interkulturalisme” seusai Perang Dunia
kedua. Kemunculannya terkait dengan perkembangan politik internasional
menyangkut HAM, kemerdekaan dari kolonialisme, diskriminasi rasial, dan
meningkatnya keberagaman di negara-negara Barat sendiri sebagai akibat dari
peningkatan migrasu dari negara-negara baru merdeka ke Amerika dan Eropa.
Pendikikan
multikultural merupakan sikap peduli dan mau mengerti (difference), atau politik pengakuan terhadap orang-orang dari
kelompok minoritas (politics of
recognition).
Pendidikan
Multikultural melihat masyarakat secara lebih luas. Berdasarkan pandangan dasar
bahwa sikap “indiference” dan “non-recognition” tidak hanya berakar
dari ketimpanagn struktur rasial, tetapi paradigma pendidikan multikultural
mencakup subjek-subjek mengenai ketidakadilan, kemiskinan, penindasan, dan
keterbelakangan kelompok-kelompok minoritas dalam berbagai bidang; sosial,
budaya, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Dalam pendidikan multikultural yang
dilandasi kesadaran akan eksistensi diri tanpa merendahkan yang lain.
3.
Tujuan
Pendidikan Multikultural
a. Mencapai
pemberdayaan (empowerment) bagi
kelompok-kelompok minoritas dan disadventaged.
b. Memajukan
dan memelihara integritas nasional guna menciptakan masyarakat yang toleran
tanpa membedakan kelompok-kelompoknya seperti gender,etnic, ras, budaya, strata sosial, dan agama.
c. Pendidikan
mampu menciptakan tatanan masyarakat yang terdidik dan berpendidikan, bukan
sebuah masyarakat yang hanya mengagungkan prestise sosial sebagai akibat
kekayaan dan kemakmuran yang dialaminya.
d. Membentuk
manusia budaya dan menciptakan masyarakat berbudaya (berperadaban).
4.
Fungsi
Pendidikan Multikultural
a. Ruang
pendidikan sebagai media transformasi ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) hendaknya mampu memberikan nilai nilai-nilai
multikulturalisme dengan cara saling menghargai dan menghormati atas realitas
yang beragam (plural), baik latar belakang maupaun basis sosio
budaya yang melingkupinya.
b. Menjadi
strategi dalam mengelola kebudayaan dengan menjadikan strategi transformasi
budaya, melalui mekanisme pendidikan yang menghargai perbedaan budaya (different of culture).
c. Sebagai
sebuah proses mengembangkan kompetensi dalam berbagai sistem standar untuk
mempersepsi, mengevaluasi, meyakini, dan melakukan tindakan.
d. Sebagai
sarana alternatif pemecahan konflik dengan menyiapakn bangsa untuk siap
menghadapi arus budaya luar di era globalisasi dan menyatukan bangsa sendiri
yang terdiri dari berbagai macam budaya.
e. Dengan
pelajaran pendidikan multikultural yang dimasukkan dalam kurikulum, diharapakan
siswa tidak tercerabut dari akar budayanya.
f. Pendidikan
multikultural relevan di alam demokrasi seperti saat ini.
Mahfud,
choirul. 2013. Pendidikan Multikultural.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar