Kamis, 11 Juni 2015

Pendidikan Multikultural



Pendidikan Multikultural

1.    Pengertian Pendidikan Multikultural
Menurut pendapat beberapa Ahli Pendidikan Multikultural adalah:
a.       Andrersen dan Cusher (1994:320), bahwa Pendidikan Multikultural diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan.
b.      James Banks (1993:3), bahwa pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk people of color (pendidikan multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan anugrah tuhan/sunatullah).
c.       Muhaemin el Ma’hady, bahwa secara sederhana pendidikan multikultural adalah pendidikan tentang keragaman kebudayaan dalam meresponi perubahan demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan (global).
d.      Hilda Hernandez, bahwa pendidikan multikultural sebagai perspektif ang mengakui realitas politik, sosial, dan ekonomiyang dialami oleh masing-masing individu dalam pertemuan manusiayang kompleks dan beragamsecara kultural, dan merefleksikan pentingnya budaya, ras, seksualitas dan gender, etnisitas, agama, status sosial, ekonomi, dan pengecualian-pengecualian dalam proses pendidikan.
Pendidikan multikultural (Multicultural Education) merupakan repon terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok. Pendidikan multikultural merupakan pengembangan kurikulum dan aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi, dan dan perhatian.
2.      Dasar Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural berawal dari berkembangnya gagasan dan kesadaran tentang “interkulturalisme” seusai Perang Dunia kedua. Kemunculannya terkait dengan perkembangan politik internasional menyangkut HAM, kemerdekaan dari kolonialisme, diskriminasi rasial, dan meningkatnya keberagaman di negara-negara Barat sendiri sebagai akibat dari peningkatan migrasu dari negara-negara baru merdeka ke Amerika dan Eropa.
Pendikikan multikultural merupakan sikap peduli dan mau mengerti (difference), atau politik pengakuan terhadap orang-orang dari kelompok minoritas (politics of recognition).
Pendidikan Multikultural melihat masyarakat secara lebih luas. Berdasarkan pandangan dasar bahwa sikap “indiference” dan “non-recognition” tidak hanya berakar dari ketimpanagn struktur rasial, tetapi paradigma pendidikan multikultural mencakup subjek-subjek mengenai ketidakadilan, kemiskinan, penindasan, dan keterbelakangan kelompok-kelompok minoritas dalam berbagai bidang; sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Dalam pendidikan multikultural yang dilandasi kesadaran akan eksistensi diri tanpa merendahkan yang lain.
3.      Tujuan Pendidikan Multikultural
a.       Mencapai pemberdayaan (empowerment) bagi kelompok-kelompok minoritas dan disadventaged.
b.      Memajukan dan memelihara integritas nasional guna menciptakan masyarakat yang toleran tanpa membedakan kelompok-kelompoknya seperti gender,etnic, ras, budaya, strata sosial, dan agama.
c.       Pendidikan mampu menciptakan tatanan masyarakat yang terdidik dan berpendidikan, bukan sebuah masyarakat yang hanya mengagungkan prestise sosial sebagai akibat kekayaan dan kemakmuran yang dialaminya.
d.      Membentuk manusia budaya dan menciptakan masyarakat berbudaya (berperadaban).
4.      Fungsi Pendidikan Multikultural
a.       Ruang pendidikan sebagai media transformasi ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) hendaknya mampu memberikan nilai nilai-nilai multikulturalisme dengan cara saling menghargai dan menghormati atas realitas yang beragam (plural), baik latar belakang maupaun basis sosio budaya yang melingkupinya.
b.      Menjadi strategi dalam mengelola kebudayaan dengan menjadikan strategi transformasi budaya, melalui mekanisme pendidikan yang menghargai perbedaan budaya (different of culture).
c.       Sebagai sebuah proses mengembangkan kompetensi dalam berbagai sistem standar untuk mempersepsi, mengevaluasi, meyakini, dan melakukan tindakan.
d.      Sebagai sarana alternatif pemecahan konflik dengan menyiapakn bangsa untuk siap menghadapi arus budaya luar di era globalisasi dan menyatukan bangsa sendiri yang terdiri dari berbagai macam budaya.
e.       Dengan pelajaran pendidikan multikultural yang dimasukkan dalam kurikulum, diharapakan siswa tidak tercerabut dari akar budayanya.
f.       Pendidikan multikultural relevan di alam demokrasi seperti saat ini.



Mahfud, choirul. 2013. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar