Senin, 15 Juni 2015

persepsi dan kesadaran



PERSEPSI DAN KESADARAN

A.       PERSEPSI
Istilah persepsi berrasa dari bahasa inggris “perception”, yang diambil dari bahasa latin “perceptio”, yang berarti menerima atau mengambil. Dalam pegertian sempit perception adalah “penglihatan”, yaitu bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas, perception adalah “pandangan”, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
1.      Mekanisme Persepsi
Persepsi meliputi suatu interaksi rumit yang melibatkan setidaknya tiga komponen utama, yaitu:
a.    Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap stimulus. Dalam proses ini, struktur kognitif yang telah ada dalam kepala akan menyeleksi, membedakan data yang masuk dan memilih data mana yang relevan sesuai dengnan nkepentingan dirinya.
b.    Penyusunan, adalah proses mereduksi, mengorganisasikan, menata, atau menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam suatu pola yang bermakna.
c.    Penafsiran, adalah proses menerjamahkan atau menginterpretasikan informasi atau stimulus ke dalam bentuk tingkah laku sebagai respons. Dalam proses ini, individu membangun kaitan- kaitan antar stimulus yang datang dengan struktur kognittif yang lama, dan membedakan stimulus yang datang, kemudian bertindak atau bereaksi.
2.         Faktor-faktor  yang berperan dalam persepsi
a.    Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Objek persepsi dapat dibedakan atas objek nonmanusia dan manusia. Objek persepsi yang berwujud manusia ini disebut person perception atau juga ada yang menyebutkan sebagai social perception, sedangkan persepsi yang berobjek nonmanusia, hal ini sering disebut sebagai nonsocial perception atau juga disebut sebagai things perception.
b.    Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
c.    Perhatian
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
3.         Macam-macam persepsi
a.    Penglihatan: Apa bila individu telah memperhatikan menyadari sesuatu yang di perhatikan itu atau dengan kata lain individu mempersepsi apa yang di terima dengan alat indranya.
b.    Pendengaran: Orang dapat mendengar sesuatu dengan alat pendengarannya yaitu telinga. Telinga dapat dibagi atas  telinga bagian luar sebagai penerima stimulus dari luar, telingan bagian tengah sebagai penerus stimulus, dan telinga bagian dalam merupakan reseptor yang sensitif yang merupakan saraf-saraf penerima.
c.    Peraba: Indra ini dapat merasakan rasa sakit, rabaan, tekanan, dan temperatur. Tetapi tidak semua bagian dari kulit dapat menerima rasa-rasa ini. Pada bagian-bagian tertentu saja yang dapat untuk menerima stimulus-stimulus tertentu.
d.    Pencium: Indra pencium yaitu hidung. Sel-sel penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam. Stimulusnya berwujud benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, dan mengenai alat-alat penerima yang ada dalam hidung,kemudian di teruskan kedalam saraf sensoris (otak) dan sebagai respons adalah menyadari apa yang dicimnya.
e.    Pengecap: Indra pengecap terdapat di lidah, stimulusnya beerupa benda cair, kemudian mengenai ujung sel penerima pada lidah dan kemudian di lngsungkan oleh saraf sensoris ke otak, hingga akhirnya orang menyadari apa yang dirasakan, yaitu rasa: pait, manis, asin, asam.

B.       KESADARAN
Seorang psikologi Inggris Stuart Sutherland memberikan penilaian bahwa kesadaran merupakan gejala yang menakjubkan namun sukar dipahami; sulit untuk menspesifikasikan apa itu keasadaran.
Kesadaran merujuk pada kawasan kejadian ekternal dan sensasi internal, termasuk keawasan terhadap diri dan berbagai pikiran tentang pengalaman sendiri; keawasan ini terjadi dalam kondisi tergugah (arousal),  keadaan fisiologis saat seseorang sedang terlibat dengan lingkungan.
1.      Tingkat kesadaran
a.    Kesadaran Tingkat rendah, mencakup proses-proses otomatis dan kedaan berkhayal.
b.    Proses otomatis (automatic process) adalah keadaan kesadaran yang menuntut sedikit atensi dan tidak menganggu aktivitas lain yang sedang berlansung.
c.    Berkhayal, terletak di antara kesadaran aktif dan bermimpi ketika kita sedang tidur. Berkhayal lebih mirip seperti bermimpi ketika kita terjaga.
d.    Kesadaran Terubah, adalah keadaan mental yang dapat terlihat berbeda dengan keawasan normal. Keadaan ini dapat dihasilkan oleh obat-obatan, trauma, kelelahan, mungkin juga hipnosis, dan deprivasi sensori.
e.    Pikiran tidak sadar (unconscious thought), ungkap Freud adalah bendungan harapan, perasaan, dan pikiran yang tidak dapat diterima yang berada di luar jangkauan kesadaran.
f.      Ritme Sirkadian (circadian rhythm) adalah siklus perilaku atau fisiologis harian. Ritme sirkadian harian mencakup siklus tidur/bangun, suhu tubuh, tekanan darah, dan kadar gula darah (Skene&Arendt, 2006). Contohnya, suhu subuh berfluktuasi sekitar 3 derajat Fahrenheit dalam 24-jam sehari, memuncak di sore hari dan paling rendah antara jam 2 dan 5 sore.
g.    Tidur, mengembalikan kondisi tubuh dan membangun kembali otak dan tubuh kita, yang dapat melorot atau aus oleh aktivitas ketika kita terjaga.
2.      HIPNOSIS
Individu dalam pengaruh hipnosis awas terhadap apa yang terjadi dan mengingat pengalamana tersebut nantinya, kecuali mereka diinstuksikan untuk melupakannya. Hipnosis menampilkan gelombang alfa dan beta yang lebih banyak, seseorang dalam keadaan bangun. Empat langkah dalam hipnosis :
a.    Gangguan diminimalisasi; orang yang dihipnosis dibuat merasa nyaman
b.    mengintruksikan orang tersebut untuk berkonsentrasi pada sesuatu yang spesifik, seperti membayangkan pemandangan atau memperhatikan detak jam.
c.    Penghipnosis mengatakan kepada orang tersebut apa yang diharapkan dalam keadaan terhipnosis, seperti relaksasi atau sensasi mengembang yang menyenankan.
d.    Penghipnosis mensugesti kejadian-kejadian atau emosi-emosi tertentu yang akan terjadi atau bisa diamati terjadi, seperti “mata anda akan lelah.” Ketika efek yang disugestikan terjadi, orang menginterprestasikannya sebagai akibat dari sugesti penghipnosis dan menerimanya sebagai indikasi bahwa sesuatu telah terjadi. Peningkatan pengharapan bahwa penghipnosis akan membuat segala sesuatunya terjadi di masa mendatang ini membuat seseorang semakin tersugesti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar