Senin, 28 Maret 2016

PENELITIAN KUALITATIF DAN PENELITIAN KUANTITATIF


PENELITIAN KUALITATIF DAN PENELITIAN KUANTITATIF 
Nama kelompok:
1. Septi Pratiwi
2. Lina Mutiah
3.  Megatari Poernama Sari
4. Yola Wreda Murti
5. Astrid Linawati

PENELITIAN KUALITATIF
CONTOH PERMASALAHAN
            Penelitian kehidupan dan pendidikan masyarakat Badui Dalam di daerah Banten
1.      Apa karakteristik penelitian kualitatif di atas ?
2.      Apa tujuan penelitian ? membangun teori atau membuktikan teori ?
3.      Bagaimana hubungan penenlitian dengan objek atau masyarakat yang diteliti ?
4.      Apa yang menjadi alat/instrumen penelitian ?
5.      Bagaimana sifat data yang diperoleh ?
Jawaban :
1.      Penelitian kualitatif pada kehidupan masyarakat Badui dalam daerah Banten adalah penelitian dilakukan pada kondisi dan bersifat alamiah, penelitian dilakuakan langsung ke sumber, mengamati secara langsung ke masyarakat Badui. Data yang terkumpul lebih bersifat kaliamat hasil dari wawancara dan observasi secara langsung. Penelitian dilakuakan lebih menekankan pada proses, apa yang sedang diamati, proses dilakuakan secara langsung dan berlangsung secara berhari-hari, berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun. Analisi data yang dilakuakan secara indukatif, indukatif artinya adalah memberi contoh dan mengaitkan dengan teori, menganalisis secara langsung kehidupan, sosial, budaya, dan pendidikan masyarakat Badui secara langsung. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna.
2.      Tujuan penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
-           Menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif. Karena peneliti langsung terjun ke suku badui dalam. Berinteraksi dengan suku badui dalam dan menjalani hidup sesuai dengan masyarakat suku badui dalam. Serta dari penelitian tersebut si peneliti dapat menemukan pengetahuan atau teori yang baru di dapat saat proses penelitian tersebut dilakukan.
-           Menemukan teori. Karena apabila penelitian dilakukan dari dasar si peneliti seolah-olah hanya ingin menyusun teori dan apa yang dilihat langsung di lapangan akan dikembangkan dan menjadi teori.
-           Mengambarkan realitas yang kompleks. Karana penelitian kualitatif ini bersifat naturalistik atau sesuai dengan realita/alami/kenyataan tanpa ada campur tangan dari si peneliti untuk merubahnya baik sebelum maupun sesudahnya. Peneliti dapat memahami realita kehidupan sosial ekonomi, budaya masyarakat badui berdasarkan tindakan, pikiran dan perasaan yang ditampilkan oleh masyarakat. Jadi peneliti itu langsung merasakan bagaimana hidup sebagai suku badui dalam tanpa ada praduga atau hipotesis.
-           Memperoleh pemahaman makna. penelitian kualitatif ini lebih menekankan makna akan sesuatu hal, maka teori akan muncul dari pemaknaan sesuatu tersebut. Jadi peneliti harus jeli dan memerlukan intepretasi yang mendalam untuk dapat menagkap makna objek penelitian.
3.      Peneliti seolah-olah berada bersama subyek yang diteliti berinteraksi, berpartisipasi dalam kehidupan mereka.
Misalnya : Berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari melakukan pekerjaan di sawah, mengasuh anak, perkumbpualn budaya, keagamaan dan rekreasi.
4.      Dalam penelitian yang di lakukan di daerah baduy yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus memahami  metode penelitian, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti seperti adat istiadat, sosial, kehidupan dan kesenian dari suku baduy tersebut, serta kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logiknya.
Peneliti sebaagai instrument atau alat yang mempunyai ciri yaitu :
a.       Peneliti sebagai alat peka dapat bereaksi terhadap segala stimulus yang ada di suku baduy tersebut.
b.      Peneliti sebagai alat atau instrument yang dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data yang ada di suku baduy.
c.       Peneliti sebagai instrument dapat segera menganalisis data yang sudah di peroleh.
5.      Penelitian kualitatif bersifat mendasar. Dari data yang di peroleh di lapangan kemusian di tarik kesimpulan dan teori.
PENELITIAN KUANTITATIF
CONTOH PERMASALAHAN
            Pengaruh kondisi sosial ekonomi orangtua dan partisipasi orangtua dalam kegiatan belajar anak di sekolah.
1.      Apa karakteristik penelitian kuantitatif di atas ? apa konsep variabel penelitian ?
2.      Apa tujuan penelitian kuantitatif dia atas ? membangun teori atau membuktikan teori (hipotesis) ?
3.      Bagaimana hubungan peneliti dengan objek ( Kehidupan orangtua dan anak ) penelitian di rumah dan sekolah ?
4.      Apa yang menjadi alat ( instrumen ) penelitian ini ?
5.      Bagaimana sifat data penelitian yang diperoleh ?
Jawaban :
1.      Tujuan utama penelitian ini adalah menjelaskantentang kondisi sosial ekonomi orangtua dan partisipasi orangtua dlama kegiatan belajar anak , menguji dan melakukan eksperimen atas kebenaran suatu teori, membentuk fakta dan menunjukan hubungan antar variabel.
Prosesnya bersifat deduksi, yakni memverifikasi teori dengan mengembangkan hipotesis.
Teknik pengumpulan data adalah kuesioner, observasi dan wawancara dengan orangtua dan anak secara terstruktur.
2.      Tujuan penelitian kuantitatif adalah sebagai beikut:
-           Menunjukkan hubungan antar Variabel. Peneliti menggali penelitiannya melalui studi pendahuluan dan melalui fakta-fakta empiris. Karean itu peneliti haruslah menguasai suatu teori dengan membaca referensi.
-           Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Peneliti merumuskan hipotesis atau mencari jawaban sementara dengan sangat spesifik dan dibuat dalam bentuk kalimat tanya untuk kemudian dapat diuji apakah praduganya benar ataupun salah.
-           Menguji teori. Peneliti dalm menguji teorinya menggunakan strategi/metode/pendekatan/ desain penelitian yang sesuai baik pertimbangan ideal maupun pertimbangan pratis. Selain menggunakan metode/strategi peneliti juga memerlukan instrumen penelitian berupa test, angket/kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi.
3.      masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Sosiologi memfokusan diri dari pada hubungan-hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto ciri-ciri masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut:
a.       Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
  1. Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama sehingga menciptakan sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.
  2. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
  3. Merupakan suatu sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan.
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
4.      Dalam penelitian kuantitatif instrument atau alat penelitan yang di gunakan dalam permasalahan pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua dan partisipasi orangtua dalam kegiatan belajar anak terhadap prestasi belajar anak di sekolah yaitu tes dan non tes.
a.         Tes sebagai alat yang berisi serangkaian soal-soal yang harus di jawab oleh responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan penelitian.
b.         Non tes seperti skala sikap atau daftar pernyataan untuk di gunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik interview atau wawancara, pedoman observasi peneliti dan sebagainya.
5.      Penelitian Kuantitatif bersifat linier, dimana dalam penelitian kuantitatif menggunakan langkah-langkah yang jelas mulai dari merumuskan masalah, teori, hipotesis, pengumpulan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan dan saran. 
 
l like posting http://septipratiwi30.blogspot.co.id/

Jangan Salah Menilai


Selasa, 22 Maret 2016

Belajar dari Pengalaman 1

akankah hari ini dan selanjutnya menjadi hari yang menyengkan atau menyedihkan. tergantung sikap kita dalam menjalani hari ini apakah dengan keikhlasan atau justru keterpaksaan. Yang jelas menjalani hari dengan penuh semangat dapat menjadikan kenagan yang berarti untuk kita. Entah hari tersebut dilewati bersama Teman, Keluarga, Sahabat, atau bahkan Kekasih mungkin. Asal mengawalinya dengan selalu optimis tersenyum dan semangat ditambah keikhlasan pasti akan menyenagkan. :) :)

Minggu, 20 Maret 2016

Kurikulum 1964



Kurikulum Tahun 1964/Rencana Pendidikan

A.      Landasan Pengembangan
Pada tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk bidang Pendidikan. Oleh karenanya disusunlah Rencana Pendidikan dalam rangka untuk pembinaan bangsa Indonesia. Latar belakang dan dasar pemikiran penyususnan Rencana Pendidikan adalah agar bangsa Indonesia mempunyai cita-cita, sifat-sifat, serta kepribadian yang mengambarkan manusia yang merdeka. Kurikulum 1964 ini menekankan tiga hal yaitu:
1.      Pembentukan kebiasaan-kebiasaan, serta sifat-sifat yang ada dalam nilai-nilai Pancasila
2.      Mengembangkan keterampilan yang dimiliki anak untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur
3.      Memberikan pengetahuan kepada anak baik akademis maupun non akademis untuk bekal melanjutkan pendidikan selanjutnya.
Selain itu kurikulum 1964 mempunyai struktur Rencana Pendidikan yang masing-masing mempunyai karakteristik yaitu:
1.      Mata pelajaran didasarkan pada disiplin ilmu. Hal ini menekankan pada penguasaan pengetahuan daripada perkembangan anak.
2.      Menekankan kebutuhan dan minat anak. Pendidik tidak dapat menyusun Rencana Pendidikan sebelum mengetahui minat anak.
3.      Mementingkan  bahan pelajaran yang diajarkan, perkembangan anak didik, dan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat disesuaikan dengan filsafat dan dasar negara.


B.       Maksud dan Tujuan
Tujuan dari kurikulum 1964 ialah pendidikan anak membentuk manusia yang bertanggungjawab atas tercapainya Revolusi Nasional yang mencerminkan Pancasila. Adapun maksud dari kurikulum 1964 ialah agar dapat mendidik dan membentuk kebiasaan anak sesuai dengan sifat-sifat sosialis Indonesia. Penekanan tujuan dari kurikulum 1964 ialah agar anak Indonesia mempunyai kesiapan mental, memupuk budi pekerti yang luhur, memperluas pengalaman, pembentukan kebiasaan, dan kecekatan yang diperlukan anak dalam kehidupan sehari-hari.


C.       Program Kegiatan
Kurikulum 1964 ini mengunakan sistem Pancawardhana yang menekankan serta membentuk manusia yang harmonis jasmani dan rohaninya. Pancawardhana merupakan lima aspek perkembangan yang tidak dapat dipisahkan bahkan saling berkaitan. Adapun kelima aspek tersebut sebagai berikut:
1.    Perkembangan Moral (nasional/internasional/agama)
Maksud dari perkembangan ini adalah untuk memberikan kesanggupan pada anak sebagi makhluk Tuhan, sebagai anggota masyarakat, warga negara, dan warga dunia. Salah satu contohnya ialah anak dibimbing mencintai tanah air dan bangsanya melalui kegiatan memperingati perayaan hari Nasional. Dari situ anak diberi pemahaman yang sangat mendalam serta hal apa yang perlu dilakukan anak. Hal ini juga harus disesuaikan dengan kesanggupan anak dan saat menjelaskan menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak.

2.      Perkembangan kecerdasan
Maksud dari perkembangan ini agar anak-anak menjadi manusia yang cerdas dan sanggup memecahkan persoalan hidup sehari-hari, memahami tugas dan kewajiaban baik terhadap sesama manusia, masyarakat, dan bangsa, serta melakukan tugas dengan tanggung jawab. Perkembangan ini dilakukan dengan kegiatan pemberian pengalaman dan pengamatan dengan membiasakan anak untuk mengamati sendiri, dan mengenal perbedaan dan persamaan. Oleh karena itu kurikulum ini mengembangkan kesanggupan berpikir anak dengan menberikan soal-soal yang disesuaikan dengan kesanggupan anak yang bertujuan untuk pembelajaran kepada anak cara pemecahan masalah. Hal ini diharapkan kedepannya anak dapat mengatasi permasalahan yang dihadapinya ataupun orang lain dengan menembangkan cara pemecahannya.

3.      Perkembangan Emosional-Artistik
Maksud dari perkembangan ini adalah untuk mengembangkan perasaan anak sehingga anak dapat memiliki rasa keindahanlahir dan batin, serta anak dapat belajar membedakan antara indah dan kurang indah, baik dan kurang baik. Perasaan keindahan diperhalus melaui ekspesi, cerita, dan nyanyian yang menggambarkan perbuatan yang membentuk perasaan, keindahan lahir dan batin yang saling mempengaruhi. Dari sini diharpkan anak dapat menikmati, menghargai serta menggunakannya untuk memperoleh kepuasan batin.

4.      Perkembangan Keprigelan Tangan
Pada dasarnya perkembangan ini mementingkan perkembangan motorik halus anak. perkembangan ini merupakan hasil karya tangan anak dalam membuat sesuatau sehingga membuat anak terampil. Dari aspek ini diharapkan anak dapat mengembangkan nilai-nilai ketelitian, kerajinan, dan ketekunan, rasa tanggung jawab, rasa keindahan, rasa sosial, rasa cinta, kasih sayang, dan daya fantasi. Anak diajarkan pula rasa menghemat bahan yang dipakai serta menghemat waktu dalam pembuatan karyanya, tidak hanya itu juga anak dapat pula diajarkan rasa menghargai baik karya sendiri maupun orang lain sesuai dengan kesanggupan anak.

5.      Perkembangan Jasmani
Selain di TK tugas perkembangan jasmani ini merupakan tugas orang tua anak. Hal yang dilakukan di TK ialah untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan anak, serta untuk memperkenalkan dan menanamkan kepada anak hidup sehat dan bersih. Disini anak diajarkan cara memelihara badannya, mengenalkan dan menanamkan pengertian tentang manfaat hidup sehat, dan memberikan contoh hidup yang tidak sehat akan mengakibatkan dampak yang negatif pada tubuh.

Adapun Isi Program kegiatan Kurikulum 1964/Rencana Pendidikan adalah sebagai berikut:
a.    Penyelenggaraan Pendidikan
1)      Sistem Penyajian
Tujuan kurikulum 1964 menitikberatkan pada pembentukan manusia Pancasila dan dapat menembangkan berbagai sifat-sifat yang harus dimiliki anak dalam masyarakat. Fungsi dari penyelenggaraan pendidikan di TK adalah sebagai alat untuk menyusun masyarakat sosial Indonesia dimana setiap anak dapat mengembangkan bakatnya agar hasilnya anak dapat mengaplikasikannya dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan harus memperhatikan bahwa anak pada prinsipnya belajar dengan bermain, dan guru sebagai pendidik perlu merencanakan serta memilihkan permainan yang dapat membantu kegiatan belajar anak berdasarkan hasil observasi yang telah diamati.
2)      Bentuk Pengelompokan dan Lama Pendidikan
Pengelompokan disini berdasarkan umur anak didik yaitu; kelas TK untuk anak berusia 5 tahun, dan kelas persiapan untuk anak berusia lebih dari 5 tahun. Di kurikulum 1964 pemerintah memberikan contoh yaitu adanya ‘daftar kesibukan yang terpimpin’ yang disusun secara harian dan digunakan untuk setiap pengelompokan anak yaitu pada kelas persiapan dan kelas TK A dan B.
3)      Rencana Kegiatan
Kurikulum 1964 rencana kegiata disebut dengan “Perencanaan Permainan sehari-hari’. Rencana harian yang disusun guru ditulis di papan tulis dan setiap hari diganti. Rencana kegiatan ini bersifat luwes dan fleksibel sehingga kegiatan dapat dilakukan di dalam maupun diluar ruangan. Untuk kegiatan luar ruangan di siapakan berbagai macam bahan yang sekiranya dapat membantu proses belajar anak, dan untuk di dalam ruangan disiapkan sudut-sudut tetap yaitu sudut membangun, perpustakaan, sudut boneka, sudut keluarga, untuk bahan anak berkreatifitas di siapkan di meja/kursi. Disini anak saat kegiatan menggunakan tikar diharapkan agar ruang gerak anak tidak terganggu. Pengaturan penggunaan sudut kegiatan setiap harinya berbeda-beda sehingga guru perlu menyesuaikanna dalm perencanaan dengan baik.
4)      Prinsip Pelaksanaan Kegiatan
a)      Apabila permainan kurang menarik bagi anak, maka guru harus berusaha menambah sarana lain untuk kegiatan berikutnya.
b)      Permainan yang disiapkan harus disesuaikan dengan tingkat perembangan dan kebutuhan anak
c)      Menciptakan suasana yang membuat anak merasa di rumah (anak-anak merasa aman dan nyaman)
d)     Menciptakan Suasana sedemikian rupa sehingga dapat diperkembangkan berbagai macam pengalaman mengenal alam sekitarnya, rasa sosial,bahasa dan perkembangan jasmani (sesuai dengan Pancawardhana)
e)      Menyediakan berbagai macam permainan dan kesibukan serta alatnya yang dilakukan anak secara perseorangan dan kelompok
f)       Menciptakan Suasana permainan yang bersifat bebas dan permainan terpimpin

b.    Penilaian
Pelaksanaan penilaian dilakukan oleh guru selama menjalankan kegiatan melalui kegiatan mengawasi, menolong anak ketika membutuhkan bantuan ataupun penjelasan baik individu maupun kelompok, mengobservasi keadaan anak mulai dari kemajuan anak serta hal-hal yang perlu diperhatikan pada hari-hari selajutnya.

c.    Model Rencana Pendidikan

Model atau contoh Rencana Pendidikan kurikulum 1964 sebagai berikut:
 

Sumber:
Herlina, danYuke Indrati. 2010. Sejarah Perkembangan Kurikulum Taman Kanak-Kanak di Indonesia dari Masa ke Masa. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional.