Hay teman-teman kali ini saya akan menge-share sedikit ilmu yang saya dapatkan pada perkuliahan Psikologi Pendidikan.
KOGNITIF
Kognitif atau
pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjeleskan
semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan
pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan,
memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologi
yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati,
membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.
1.
Dua Pandangan Perkembangan Kognitif
A.
Perkembangan Kognitif Piaget (Cognitive Development)
Piaget
menyatakan bahwa anak secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia dan
melalui empat tahap perkembangan kognitif. Piaget percaya bahwa kita
beradaptasi membangun pengetahuan tentang dunia itu dengan cara lima cara yaitu:
1. Skema: adalah struktur mental seseorang di mana secara intelektual beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Skema
perilaku merupakan ciri masa bayi, dan skema mental berkembang pada masa
kanak-kanak.
2. Asimilasi: adalah proses
kognitif di mana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep atau
pengalaman baru ke dalam pola atau skema yang sudah ada dalam pikirannya.
3. Akomodasi: adalah proses kognitif di mana seseorang membentuk
skema yang baru atau merubah skema yang lama
yang disebabkan oleh perbedaan rangsangan atau pengalaman baru ke dalam skema yang telah dimiliki.
4. Organisasi: adalah mengelompokkan perilaku/ konsep kedalam
kelompok-kelompok yang terpisah ke dalam sistem kognitif yang lebih
tertib, lancar; dengan menggunakan kategori-kategori. Organisasi dapat dikatakan gabungan lagi antara asimilasi dan
akomodasi dengan pemikiran yang lebih kompleks.
5. Ekuilibrasi: adalah pergerakan dari satu tahap ke tahap yg
lain. Hal ini rawan konflik dalam usahanya memahami dunia, karena sering muncul
pertanyaan-pertanyaan “mengapa/ kenapa”. Jika seseorang berhasil maka akan
mendapatkan keseimbangan pemikiran.
Tahapan Perkembangan
Kognitif Piaget:
1.
Sensori-Motorik
(O-2 Tahun)
Perkembangan anak pada mengkoordinasikan persepsi
inderanya, dan perilaku gerak sederhana. Pada tahap ini terbagi atas 6 bagian;
di mana anak mulai memahami keberadaan dunia di luar dirinya dan mulai
berinteraksi dengan cara yang simple.
a.
Sub-stadium 1à Modifikasi reflex (0-1bulan):
•
refleks tanpa arah
•
refleks secara efisien
b.
Sub-stadium 2 à Reaksi pengulangan pertama
(1-4bulan):
•
aktivitas menyenangkan akan diulang
•
muncul pengertian bahwa aktivitas yang menarik terdapat
pada tubuhnya sendiri.
c.
Sub-stadium 3 à Reaksi pengulangan kedua
(4-10 bln):
•
Bayi menemukan objek-objek diluar dirinya yg
menarik (secara tidak sengaja), dan akan
diulang lagi aktivitas tersebut.
•
Bayi mulai mengetahui adanya hubungan antara aktivitasnya
dengan objek-objek menarik di luar dirinya.
d.
Sub-stadium 4 à Koordinasi reaksi-reaksi
sekunder (10-12 bulan):
•
Gerak-gerik bayi sudah mulai terdiferensiasi. Bayi
sudah mulai dapat mengkoordinasikan dua skema yang terpisah untuk mendapatkan
sesuatu.
e.
Sub-stadium 5 à Reaksi pengulangan ketiga
(12-18 bulan):
•
Anak mencari dan mencapai sesuatu yang baru oleh
usahanya sendiri. Anak tidak sekedar melakukan gerakan coba-coba secara tidak
sengaja, namun ia telah mampu mengubah gerakan-gerakannya, untuk mencapai suatu
hasil (ada tujuan yang lebih jelas).
f.
Sub-stadium 6 à Permulaan berpikir (18-24
bulan):
•
anak mulai dapat berpikir secara internal
(menganalisis sesuatu kejadian).
2.
Pra-Operasional (2-7
Tahun)
Anak pada masa kanak-kanak dapat realitas dirinya
dengan simbol-simbol; seperti imajinasi mental, kata-kata, gerakan tubuh. Objek
dan kejadian belum terfikir, anak gagal untuk membedakan pandangan dirinya dan
pandangan orang lain, masih dikuasai oleh pemahaman di permukaan, masih
dibingungkan oleh hubungan sebab-akibat. Pada tahap ini anak sudah
mampu melakukan aktivitas simbolis (aktivitas internal). Anak mampu berpura-pura. Anak mampu
meniru (imitasi dan imitasi tertunda/delayed imitation). Anak masih egosentris dan centralized.
3.
Operasional
Konkret (7-11 Tahun)
Masuk pada tahap pertengahan anak-anak, mereka mampu
untuk mengoperasionalkan mental, menginternalisasikan tindakan yang sesuai
dalam sistem logika. Daya pikir anak sampai pada mengkombinasikan, memisahkan,
menyusun, dan transformasi objek dan tindakan. Kejadian yang muncul dapat
ditangkap dalam benaknya. Pada stadium ini anak sudah
mampu melakukan tugas-tugas konservasi dengan baik. Cara berpikir egosentris mulai berkurang. Mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi serta
menghubungkan dimensi-dimensi tersebut satu sama lain. Mampu berpikir logis, tetapi dalam situasi yang
konkrit.
4.
Operasional
Formal (11-15 Tahun)
Masa remaja, mereka mampu untuk berfikir secara
sistematik segala hubungan yang masuk akal dengan masalah. Mampu untuk berfikir
abstrak dan ideal, dan proses berfikirnya itu sendiri.
Pada stadium ini anak sudah mampu
berpikir secara operasional formal/ abstract thinking, yang memiliki dua
sifat penting, yaitu:
a.
sifat deduktif-hipotesis
b.
sifat kombinatoris
B. Perkembangan
Kognitif Vygotsky (Zone
of Proximal Development/ ZPD)
Zona
of Proximal Development / ZPD
Vygotsky mengatakan bahwa pentingnya faktor sosial,
bahasa, dan orang lain pada perkembangan kognitif anak. Vygotsky menggambarkan
perkembangan anak sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari aktivitas sosial
dan budaya. Potensi dalam ZPD adalah kondisi transisi dimana anak membutuhkan
bantuan khusus atau Scaffolding berupa dukungan orang yang lebih ahli
seperti seorang teman, guru, orang tua, atau saudara. Dalam bermain atau
belajar anak dapat menciptakan scaffolding, secara mandiri baik dalam
kontrol diri, penggunaan bahasa, daya ingat dan kerja sama dengan teman lain.
Konsep Scaffolding
Suatu proses
yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui zona
perkembangan proksimalnya. Anak-anak disini bekerja dalam zona
perkembangan proksimal dan guru menydiakan scaffolding untuk anak selama
ZPD. Selain guru orang dewas lain dan teman-teman sebaya anak dapat memberikan
bantuan scaffolding.
Tingkat
Perkembangan ZPD Vygotsky
1.
more dependence to others stage: Tahapan di
mana kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman-teman
sebayanya, orang tua, guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain. Dari sinilah
muncul model pembelajaran kooperatif atau kolaboratif dalam mengembangkan
kognisi anak secara konstruktif.
2.
less dependence external assistence stage:
di mana kinerja
anak tidak lagi terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi
lebih kepada self assistance, lebih
banyak anak membantu dirinya sendiri.
3.
Internalization and automatization stage:
di mana
kinerja anak sudah lebih terinternalisasi secara otomatis. Kasadaran akan
pentingnya pengembangan diri dapat muncul dengan sendirinya tanpa paksaan dan
arahan yang lebih besar dari pihak lain. Walaupun demikian, anak pada tahap ini
belum mencapai kematangan yang sesungguhnya dan masih mencari identitas diri
dalam upaya mencapai kapasitas diri yang matang.
4.
De-automatization stage: di mana kinerjan anak mampu
mengeluarkan perasaan dari kalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan secara
berulang-ulang, bolak-balik, recursion.
Pada tahap ini, keluarlah apa yang disebut dengan de automatisation sebagai
puncak dari kinerja sesungguhnya.
2.
IMPLIKASI PEMBELAJARAN KOGNITIF
TERHADAP PEMBELAJARAN AUD
1.
Gunakan benda-benda yang kongkrit
2.
Berikan pembelajaran pada anak dengan
melakukan atau mengalaminya secara langsung, seperti melakukan
percobaan-percobaan eksperimen.
3.
Beri anak pengalaman yang sesuai dengan
usia anak agar anak dapat mengeksplor dan memanipulasi mainan dan
lingkungannya.
4.
Menyediakan berbagai alternatif
pengalaman belajar
5.
Melibatkan anak secara emosional dan
social
6.
Belajar lebih menekankan pada proses
dari pada hasil
Sekian dan terimaksih semoga dapat bermanfaat :), jangan lupa kritik dan saran ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar