Selasa, 19 Juli 2016

Psikologi Pendidik


Hay teman-teman kali ini saya akan menge-share sedikit ilmu yang saya dapatkan pada perkuliahan  Psikologi Pendidikan.

KOGNITIF
Kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjeleskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologi yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.
1.        Dua Pandangan Perkembangan Kognitif
A.    Perkembangan Kognitif Piaget (Cognitive Development)
Piaget menyatakan bahwa anak secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembangan kognitif. Piaget percaya bahwa kita beradaptasi membangun pengetahuan tentang dunia itu dengan cara lima cara yaitu:
1.       Skema: adalah struktur mental seseorang  di mana secara intelektual  beradaptasi  dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah  selama perkembangan kognitif seseorang. Skema perilaku merupakan ciri masa bayi, dan skema mental berkembang pada masa kanak-kanak.
2.      Asimilasi: adalah  proses kognitif  di mana seseorang mengintegrasikan  persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam pola atau skema yang sudah ada dalam pikirannya.
3.      Akomodasi: adalah proses kognitif di mana seseorang membentuk skema yang baru atau merubah skema yang lama  yang disebabkan oleh perbedaan rangsangan atau pengalaman baru  ke dalam skema yang telah dimiliki.
4.      Organisasi: adalah mengelompokkan perilaku/ konsep kedalam kelompok-kelompok yang terpisah ke dalam sistem kognitif yang lebih tertib, lancar; dengan menggunakan kategori-kategori. Organisasi dapat dikatakan gabungan lagi antara asimilasi dan akomodasi dengan pemikiran yang lebih kompleks.
5.      Ekuilibrasi: adalah pergerakan dari satu tahap ke tahap yg lain. Hal ini rawan konflik dalam usahanya memahami dunia, karena sering muncul pertanyaan-pertanyaan “mengapa/ kenapa”. Jika seseorang berhasil maka akan mendapatkan keseimbangan pemikiran.
Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget:
1.      Sensori-Motorik (O-2 Tahun)
Perkembangan anak pada mengkoordinasikan persepsi inderanya, dan perilaku gerak sederhana. Pada tahap ini terbagi atas 6 bagian; di mana anak mulai memahami keberadaan dunia di luar dirinya dan mulai berinteraksi dengan cara yang simple.
a.       Sub-stadium 1à Modifikasi reflex (0-1bulan):
         refleks tanpa arah
         refleks secara efisien
b.      Sub-stadium 2 à Reaksi pengulangan pertama (1-4bulan):
         aktivitas menyenangkan akan diulang
         muncul pengertian bahwa aktivitas yang menarik terdapat pada tubuhnya sendiri.
c.       Sub-stadium 3 à Reaksi pengulangan kedua (4-10 bln):
         Bayi menemukan objek-objek diluar dirinya yg menarik  (secara tidak sengaja), dan akan diulang lagi aktivitas tersebut.
         Bayi mulai mengetahui adanya hubungan antara aktivitasnya dengan objek-objek menarik di luar dirinya.
d.      Sub-stadium 4 à Koordinasi reaksi-reaksi sekunder (10-12 bulan):
         Gerak-gerik bayi sudah mulai terdiferensiasi. Bayi sudah mulai dapat mengkoordinasikan dua skema yang terpisah untuk mendapatkan sesuatu.
e.       Sub-stadium 5 à Reaksi pengulangan ketiga (12-18 bulan):
         Anak mencari dan mencapai sesuatu yang baru oleh usahanya sendiri. Anak tidak sekedar melakukan gerakan coba-coba secara tidak sengaja, namun ia telah mampu mengubah gerakan-gerakannya, untuk mencapai suatu hasil (ada tujuan yang lebih jelas).
f.       Sub-stadium 6 à Permulaan berpikir (18-24 bulan):
         anak mulai dapat berpikir secara internal (menganalisis sesuatu kejadian).
2.      Pra-Operasional  (2-7 Tahun)
Anak pada masa kanak-kanak dapat realitas dirinya dengan simbol-simbol; seperti imajinasi mental, kata-kata, gerakan tubuh. Objek dan kejadian belum terfikir, anak gagal untuk membedakan pandangan dirinya dan pandangan orang lain, masih dikuasai oleh pemahaman di permukaan, masih dibingungkan oleh hubungan sebab-akibat. Pada tahap ini anak sudah mampu melakukan aktivitas simbolis (aktivitas internal). Anak mampu berpura-pura. Anak mampu meniru (imitasi dan imitasi tertunda/delayed imitation). Anak masih egosentris dan centralized.
3.      Operasional Konkret (7-11 Tahun)
Masuk pada tahap pertengahan anak-anak, mereka mampu untuk mengoperasionalkan mental, menginternalisasikan tindakan yang sesuai dalam sistem logika. Daya pikir anak sampai pada mengkombinasikan, memisahkan, menyusun, dan transformasi objek dan tindakan. Kejadian yang muncul dapat ditangkap dalam benaknya. Pada stadium ini anak sudah mampu melakukan tugas-tugas konservasi dengan baik. Cara berpikir egosentris mulai berkurang. Mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi serta menghubungkan dimensi-dimensi tersebut satu sama lain. Mampu berpikir logis, tetapi dalam situasi yang konkrit.
4.      Operasional Formal (11-15 Tahun)
Masa remaja, mereka mampu untuk berfikir secara sistematik segala hubungan yang masuk akal dengan masalah. Mampu untuk berfikir abstrak dan ideal, dan proses berfikirnya itu sendiri.
Pada stadium ini anak sudah mampu berpikir secara operasional formal/ abstract thinking, yang memiliki dua sifat penting, yaitu:
a.       sifat deduktif-hipotesis
b.      sifat kombinatoris

B.     Perkembangan Kognitif Vygotsky (Zone of Proximal Development/ ZPD)
Zona of Proximal Development / ZPD
Vygotsky mengatakan bahwa pentingnya faktor sosial, bahasa, dan orang lain pada perkembangan kognitif anak. Vygotsky menggambarkan perkembangan anak sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari aktivitas sosial dan budaya. Potensi dalam ZPD adalah kondisi transisi dimana anak membutuhkan bantuan khusus atau Scaffolding berupa dukungan orang yang lebih ahli seperti seorang teman, guru, orang tua, atau saudara. Dalam bermain atau belajar anak dapat menciptakan scaffolding, secara mandiri baik dalam kontrol diri, penggunaan bahasa, daya ingat dan kerja sama dengan teman lain.
Konsep  Scaffolding
Suatu proses yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui zona perkembangan proksimalnya. Anak-anak disini bekerja dalam zona perkembangan proksimal dan guru menydiakan scaffolding untuk anak selama ZPD. Selain guru orang dewas lain dan teman-teman sebaya anak dapat memberikan bantuan scaffolding.
Tingkat Perkembangan ZPD Vygotsky
1.      more dependence to others stage: Tahapan di mana kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman-teman sebayanya, orang tua, guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain. Dari sinilah muncul model pembelajaran kooperatif atau kolaboratif dalam mengembangkan kognisi anak secara konstruktif.
2.       less dependence external assistence stage: di mana kinerja anak tidak lagi terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi lebih kepada self assistance, lebih banyak anak membantu dirinya sendiri.
3.      Internalization and automatization stage: di mana kinerja anak sudah lebih terinternalisasi secara otomatis. Kasadaran akan pentingnya pengembangan diri dapat muncul dengan sendirinya tanpa paksaan dan arahan yang lebih besar dari pihak lain. Walaupun demikian, anak pada tahap ini belum mencapai kematangan yang sesungguhnya dan masih mencari identitas diri dalam upaya mencapai kapasitas diri yang matang.
4.      De-automatization stage: di mana kinerjan anak mampu mengeluarkan perasaan dari kalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan secara berulang-ulang, bolak-balik, recursion. Pada tahap ini, keluarlah apa yang disebut dengan de automatisation sebagai puncak dari kinerja sesungguhnya.
2.        IMPLIKASI PEMBELAJARAN KOGNITIF TERHADAP PEMBELAJARAN AUD 
1.      Gunakan benda-benda yang kongkrit
2.      Berikan pembelajaran pada anak dengan melakukan atau mengalaminya secara langsung, seperti melakukan percobaan-percobaan eksperimen.
3.      Beri anak pengalaman yang sesuai dengan usia anak agar anak dapat mengeksplor dan memanipulasi mainan dan lingkungannya.
4.      Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar
5.      Melibatkan anak secara emosional dan social
6.      Belajar lebih menekankan pada proses dari pada hasil

Sekian dan terimaksih semoga dapat bermanfaat :), jangan lupa kritik dan saran ya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar