KASUS PENERAPAN PEMBELAJARAN TIK
PADA ANAK USIA DINI
Mata
Kuliah
ICT
Dosen
Pengampu
Yana Hendriana, S.T., M. Eng.
Oleh:
Lina
Mutiah
1400002048
IV |
PGPAUD
PENDIDIKAN
GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS
AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media
atau alat peraga sangat dibutuhkan oleh guru atau pendidik dengan maksud
menyampaikan pembelajaran atau mengenalkan sesuatu kepada peserta didik atau
anak didik. Tidak terkecuali guru atau pendidik anak usia dini karena anak-anak
tidaklah bisa berpikir abstrak. Maka dari itu guru atau pendidik sebaiknya
mempersiapkan media atau alat peraga untuk menunjang proses pembelajaran atau
pengenalan sesuatu kepada anak. Wujud dari media atau alat peraga tersebut
dapat berupa benda wujud konkrit, maupun berupa gambar atau TIK (audio video).
Hal ini akan lebih memperdalam tentang media yang berupa TIK. Keunggulan
menggunakan media TIK ialah apabila wujud asli benda hidup atau mati tidak
dapat diperlihatkan secara langsung ke anak, guru atau dapat menggunakan media
TIK tersebut. Selain itu juga media TIK lebih menyenagkan, menarik perhatian,
dan fokus.
Namun
selain keunggulan dari menggunakan TIK ada juga segi kerugian atau negatif dari
penggunaan media TIK tersebut diantaranya adalah anak kecanduan atau ingin
terus diberikan pembelajaran menggunakan TIK. Selain itu anak kurang
bersemangat bila pembelajan tidak menggunakan media TIK. Akibatnya perkembangan
motorik anak akan terhambat karena anak cenderung akan menjadi pemalas dan
tidak mau bergerak. Selain itu jika anak kecanduan dengan TIK maka akan
mengakibatkan anak menjadi manusia yang individualis tidak mau bersosialisai
dengan baik dengan yang anak-anak lain seusianya. Oleh karena itulah, peran
seorang guru atau pendidik disini haruslah lebih selektif dan menggunakan media
TIK sesuai dengan fungsinya. Serta menggenalkan kepada anak media TIK dengan
penjelasan penggunaan TIK ada batasannya dengan menggunakan bahasa yang mudah
untuk dipahami anak.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia
Dini atau PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki sekolah dasar yang
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia 6-7 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
yang menitikbertkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak (Pratiwi, 2015). Sedangkan menurut Mutiah (2015)
menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang pendidikan yang
menciptakan rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sedini mungkin,
agar anak memiliki kesiapan optimal dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,
baik yang formal, nonformal, dan maupun informal. Jadi kesimpulannya Pendidikan
Anak Usia Dini adalah jenjang pendidikan yang dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak baik jasmani maupaun rohani anak, dan untuk dapat menyiapkan
anak dalam melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya.
B. Pengertian Media Pembelajaran
Media
pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu ‘media’ dan ‘pembelajaran’. Menurut
Daryanto (2012) menyatakan bahwa media merupakan bentuk jamak dri kata ‘medium’
yang artinya perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim
kepada penerima. Sedangkan Anitah (2010) menyatakan bahwa media adalah setiap
orang, bahan, alat, atau peristiwayang dapat menciptakan kondisi yang
memungkinkan pembelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Jadi dapat disimpulan media adalah alat atau sarana yang digunakan berfungsi
sebagai perantara.
Pembelajaran
adalah usaha untuk menjadikan orang lain agar melakukan kegiatan belajar (Hendriana,
2016). Sedangkan menurut (Trianto 2010) menyatakan bahwa pembelajaran adalah
usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan
interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan. Jadi pembelajaran adalah suatu usaha sadar dan disengaja yang
dilakukan oleh pendidik untuk mendidik murid atau siswanya untuk melakukan
sesuatu agar tujuan yang diharpkan tercapai. Setelah mengetahui definisi kata
‘media’ dan ‘pembelajaran’ maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
alat, sarana, atau seperangkat yang dapat digunakan pendidik atau guru untuk
membantu proses belajar mengajar di kelas yang usahanya untuk mencapai tujuan
tertentu.
C. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media
Pembelajaran mempunyai beberapa jenis antara lain:
1.
Media Audio: merupakan media yang
memfokuskan indra pendengaran saja. Media ini berupa alat seperti radio,
bunyi-bunyian musik yang diperdengarkan pada anak, dan VCD yang tidak
bergambar.
2.
Media Visual: merupakan media yang
memfokuskan indra penglihatan saja. Media ini berupa gambar, grafis,
simbol-simbol, antomim.
3.
Media Audio Visual: merupakan media yang
dapat ditangkap oleh indra pendengaran dan penglihatan. Media ini berupa gambar
yang sudah tergabung dengan musik seperti film, dokumentasi, kartun, game.
4.
Multidedia adalah gabungan bentuk media
menjadi satu kesatuan yang menyuguhkan tampilan baru dan interaktif (Hendriana,
2016).
Keseluruhan media pembelajaran ini
dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Guru diharuskan wajib mengetahui
jenis-jenis media pembelajaran agar memiliki acuan atau referensi bahan atau
alat bantu mengajar yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu.
D. Fungsi dan Manfaat Media
Pembelajaran
Media
pembelajaran dapat menjadi penyemangat bagi anak atau peserta didik. Oleh
karena itu menurut Sanjaya (2007) dalam Indramawan, dkk (2015) menyatakan bahwa
media pembelajaran mempunyai empat fungsi yaitu:
1.
Menagkap suatu obyek atau
peristiwa-peristiwa tertentu yaitu peristiwa-peristiwa penting atau obyek yang
langkah dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau
audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala
diperlukan.
2.
Manipulasi keadaan, peristiwa atau obyek
tertentu yaitu melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan
pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan
dapat menghilangkan verbalisme.
3.
Menambah gairah dan memotivasi belajar
siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih
meningkat.
Adapun menurut Junaidi (2011) dalam Indramawan, dkk
(2015) menyatakan bahwa manfaat media pendidikan ada empat antara lain:
1.
Penyampaian materi pembelajaran dapat
diseragamkan. Media dapat membantu penafsiran yang beragam dari seorang guru
tentang suatu materi.
2.
Meningkatkan kualitas hasil belajar
siswa. Penggunaan media tidak hanya membantu belajar siswa lebih efisien tetapi
membatu siswa menyerap materi lebih mendalam dan utuh.
3.
Proses pembelajaran menjadi lebih
menarik. Media menyajikan informasi yang tidak hanya dilihat namun juga dapat
didengar sehingga dapat mendiskripsikan sesuatu masalah yang abstrak menjadi
jelas dan menarik.
4.
Proses belajar siswa menjadi lebih
Interaktif. Media membatu komunikasi dua arah antara guru dan siswa , tidak
hanya guru yang dominan namaun siswa juga dapat ikut berperan aktif dalam
pembelajaran.
E. Dampak Positif dan Negatif Media Pembelajaran
bagi Anak Usia Dini
Penggunaan media pembelajaran
merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik atau guru. Seorang
guru haruslah selektif dalam memilih dan menerapkan media yang sesuai dengan
anak supaya tidak menghambat proses tumbuh dan kembang anak. Guru perlu
mengetahui dampak positif dan negatif dari media pembelajaran. Adapaun
dampaknya yaitu:
1.
Media dapat memudahkan anak untuk
mengasah kreatifitas dan kecerdasan. Media sekarang ini mempunyai berbagai
fitur dan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengasah kreatif dan kecerdasan
anak. Namaun dampak negatifnya bila tidak didampingi oleh orang tua atau orang
dewasa anak akan cenderung kecanduan untuk terus bermain.
2.
Segi positif anak mudah dalam memahami
suatu materi. Segi negatifnya apabila media pembelajaran dalam artian audio
visual yang awalnya dipakai namun diganti maka anak akan malas dan kesulitan
memahami materi.
3.
Segi positif dapat membantu guru dalam proses
pembelajaran misal menayangkan cerita kancil mencuri timun. Segi negatifnya
bila tidak ada komunikasi dan interaksi yang baik antara guru dan anak, maka
akan membahayakan untuk anak. anak belum dapat memahami makna yang terkandung
dalam cerita tersebut maka perlu ada pendampingan dari guru.
BAB
III
PEMBAHASAN
MASALAH
Kasus
pembelajaran di suatu TK yang pernah menggunakan TIK yaitu ketika guru
mengenalkan anak-anak tentang transportasi kapal di laut. Saya mengamati
suasana di kelas sebelum pembelajaran dimulai anak-anak ramai dan asyik
bermain-main. Namun pada saat guru masuk kelas membawa dengan alat atau media
TIK (laptop dan LCD proyektor) anak-anak penasaran dan mulai mendekat. Disini
anak-anak mulai penasaran dan bertanya kepada guru. Sembari menyiapkan media
yang akan digunakan guru menjawab pertanyaan anak-anak bahwa hari ini akan
menonton transportasi apa saja yang bisa kita gunakan. Ada yang menjawab
pesawat, kereta api, kapal laut, mobil, motor, becak, andong, dll. Anak-anak
sanagat bersemangat dan malah mulai memposisikan untuk duduk di paling depan.
Saat
tayangan selesai diputar dan guru menanyakan ada apa saja di video. Anak-anak
serempak menjawab pesawat, tapi ada satu anak yang menyebutnya halikopter. Lalu
teman-temanya menertawakan dan menyatakan
mosok halikopter, namanya tuh pesawat. Guru tidak langsung menyalahkan
tapi memberi penjelasan bahwa pada intinya sama namun namanya yang berbeda dan
bentuknya berbeda antara pesawat dan halikopter.
Sedikit
wawancara saya dengan guru tersebut yang pada intinya bahwa anak-anak dapat
belajar apabila diperlihatkan walaupun tidak langsung setidaknya menggunakan
media Video dapat menjelaskan dengan baik materi tentang pesawat ini. Sebelumnya bila dijelaskan tanpa
ada bantuan media anak-anak ada yang tidak tahu, ada yang sudah tau tapi hanya
di langit dan kecil, ada yang mengira pesawat itu halikopter. Namun dengan
menggunakan media TIK atau video persepsi atau pemahaman anak tentang pesawat
dapat sejalan atau sama. Dari penjelasan dan hasil observasi yang saya dapat
aspek yang berkembang tidak hanya kognitif saja namun ada sosial-emosional,
psikomotor, bahasa, seni, juga agama dapat dikembangkan dalam pembelajaran ini.
Aspek
kognitifnya anak dapat mengetahui dan menjawab apa itu pesawat, siapa orang
yang mengendarai pesawat, siapa pegawai yang sering mondar-mandir di pesawat,
pesawat mempunyai apa saja. Aspek sosial-emosional anak dapat belajar
menghargai pendapat orang seperti kasus anak-anak diatas, saat bermain naik
pesawat dapat membagi peran masing-masing. Aspek psikomotor anak dapat bergerak
bagaimana pesawat terbang. Aspek bahasa anak dapat mengeja dan menulis huruf
pesawat itu adalah P E S A W AT. Terakhir aspek agama yaitu jika naik kendaraan
harus berdoa terlebih dahulu, maka aspek agama juga masuk dalamnya dan anak
dapat menghafalkan doa naik kendaraan. Saat di luar kelas anak-anak bermin
pesawat-pesawatan juga dengan ada yang berperan sebagai pilot, pramugari dan
penumpang sama seperti yang dilihat di Video dan yang dijelskan oleh guru.
BAB
IV
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil
kajian teori dan observasi yang saya pahami maka dapat saya simpulkan bahwa
media khususnya TIK/ICT dapat membantu pendidik atau guru dalam proses
menyampaikan materi kepada anak didik. Khusnya pada anak usia dini harus
memerlukan media karena anak belum bisa berpikir abstrak namun masih
membutuhkan alat, sarana, atau benda yang konkret sehingga mampu memahamkan
anak.
Sebagai
pendidik atau guru sebaiknya harus mengetahui dan memahami bagaimana
karakteristik anak. karena dari guru mengerti karakter setiap anak guru akan
lebih mudah menggunakan media yang nantinya dapat membantu proses pembelajaran.
Perlu pula diingat bahwa media yang baik dan benar untuk anak adalah yang
terawasi dan mendapat bimbingan dari guru atau orang dewasa yang mampu membantu
anak menjelaskan manfaat ataupun makna materi yang tersampaikan di media
tersebut.
DAFTAR
ISI
Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Danim, Sudarwan. 2013. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Angkasa.
Daryanto. 2012. Media
Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Hendriana, Yana. 2016. Media dan Smber Belajar ICT. Power Point yang tidak
terpublikasikan.
Indrawan, Anik, dkk. 2015 Media Pembelajaran Sebagai
Upaya Meningkatkan Semangat Belajar. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. ISSN 2476 –
9096, hlm 243 –249 .
Mutiah, Lina. 2015. Sinergi Pola Asuh Orang Tua di
Rumah dengan Pola Bimbingan Konseling di Sekolah untuk Pengembangan Karakter
Anak Usia Dini Secara Optimal. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. ISSN 2476 –
9096, hlm 320 – 326.
Pratiwi, Ema. 2015. Pembelajaran Calistung Bagi Anak
Usia Dini antara Manfaat Akademik dan Resiko Menghambat Kecerdasan Mental Anak.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo. ISSN 2476 – 9096, hlm 277 – 282.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
– Progresif Konsep Landasan, dan Implikasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar