Kamis, 13 April 2017

Tugas Media ICT AUD

KASUS PENERAPAN PEMBELAJARAN TIK
PADA ANAK USIA DINI

Mata Kuliah
ICT

Dosen Pengampu
Yana Hendriana, S.T., M. Eng.



Oleh:
Lina Mutiah
1400002048
IV | PGPAUD



PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2016



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Media atau alat peraga sangat dibutuhkan oleh guru atau pendidik dengan maksud menyampaikan pembelajaran atau mengenalkan sesuatu kepada peserta didik atau anak didik. Tidak terkecuali guru atau pendidik anak usia dini karena anak-anak tidaklah bisa berpikir abstrak. Maka dari itu guru atau pendidik sebaiknya mempersiapkan media atau alat peraga untuk menunjang proses pembelajaran atau pengenalan sesuatu kepada anak. Wujud dari media atau alat peraga tersebut dapat berupa benda wujud konkrit, maupun berupa gambar atau TIK (audio video). Hal ini akan lebih memperdalam tentang media yang berupa TIK. Keunggulan menggunakan media TIK ialah apabila wujud asli benda hidup atau mati tidak dapat diperlihatkan secara langsung ke anak, guru atau dapat menggunakan media TIK tersebut. Selain itu juga media TIK lebih menyenagkan, menarik perhatian, dan fokus.
Namun selain keunggulan dari menggunakan TIK ada juga segi kerugian atau negatif dari penggunaan media TIK tersebut diantaranya adalah anak kecanduan atau ingin terus diberikan pembelajaran menggunakan TIK. Selain itu anak kurang bersemangat bila pembelajan tidak menggunakan media TIK. Akibatnya perkembangan motorik anak akan terhambat karena anak cenderung akan menjadi pemalas dan tidak mau bergerak. Selain itu jika anak kecanduan dengan TIK maka akan mengakibatkan anak menjadi manusia yang individualis tidak mau bersosialisai dengan baik dengan yang anak-anak lain seusianya. Oleh karena itulah, peran seorang guru atau pendidik disini haruslah lebih selektif dan menggunakan media TIK sesuai dengan fungsinya. Serta menggenalkan kepada anak media TIK dengan penjelasan penggunaan TIK ada batasannya dengan menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami anak.



BAB II
KAJIAN TEORI

A.      Pendidikan Anak Usia Dini
 Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6-7 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan yang menitikbertkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak (Pratiwi, 2015). Sedangkan menurut Mutiah (2015) menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang pendidikan yang menciptakan rangsangan  pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sedini mungkin, agar anak memiliki kesiapan optimal dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, baik yang formal, nonformal, dan maupun informal. Jadi kesimpulannya Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang pendidikan yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak baik jasmani maupaun rohani anak, dan untuk dapat menyiapkan anak dalam melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya.

B.       Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu ‘media’ dan ‘pembelajaran’. Menurut Daryanto (2012) menyatakan bahwa media merupakan bentuk jamak dri kata ‘medium’ yang artinya perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim kepada penerima. Sedangkan Anitah (2010) menyatakan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwayang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap. Jadi dapat disimpulan media adalah alat atau sarana yang digunakan berfungsi sebagai perantara.
Pembelajaran adalah usaha untuk menjadikan orang lain agar melakukan kegiatan belajar (Hendriana, 2016). Sedangkan menurut (Trianto 2010) menyatakan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi pembelajaran adalah suatu usaha sadar dan disengaja yang dilakukan oleh pendidik untuk mendidik murid atau siswanya untuk melakukan sesuatu agar tujuan yang diharpkan tercapai. Setelah mengetahui definisi kata ‘media’ dan ‘pembelajaran’ maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, sarana, atau seperangkat yang dapat digunakan pendidik atau guru untuk membantu proses belajar mengajar di kelas yang usahanya untuk mencapai tujuan tertentu.

C.      Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media Pembelajaran mempunyai beberapa jenis antara lain:
1.      Media Audio: merupakan media yang memfokuskan indra pendengaran saja. Media ini berupa alat seperti radio, bunyi-bunyian musik yang diperdengarkan pada anak, dan VCD yang tidak bergambar.
2.      Media Visual: merupakan media yang memfokuskan indra penglihatan saja. Media ini berupa gambar, grafis, simbol-simbol, antomim.
3.      Media Audio Visual: merupakan media yang dapat ditangkap oleh indra pendengaran dan penglihatan. Media ini berupa gambar yang sudah tergabung dengan musik seperti film, dokumentasi, kartun, game.
4.      Multidedia adalah gabungan bentuk media menjadi satu kesatuan yang menyuguhkan tampilan baru dan interaktif (Hendriana, 2016).
Keseluruhan media pembelajaran ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Guru diharuskan wajib mengetahui jenis-jenis media pembelajaran agar memiliki acuan atau referensi bahan atau alat bantu mengajar yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu.

D.      Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat menjadi penyemangat bagi anak atau peserta didik. Oleh karena itu menurut Sanjaya (2007) dalam Indramawan, dkk (2015) menyatakan bahwa media pembelajaran mempunyai empat fungsi yaitu:
1.      Menagkap suatu obyek atau peristiwa-peristiwa tertentu yaitu peristiwa-peristiwa penting atau obyek yang langkah dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.
2.      Manipulasi keadaan, peristiwa atau obyek tertentu yaitu melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme.
3.      Menambah gairah dan memotivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.
Adapun menurut Junaidi (2011) dalam Indramawan, dkk (2015) menyatakan bahwa manfaat media pendidikan ada empat antara lain:
1.      Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. Media dapat membantu penafsiran yang beragam dari seorang guru tentang suatu materi.
2.      Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Penggunaan media tidak hanya membantu belajar siswa lebih efisien tetapi membatu siswa menyerap materi lebih mendalam dan utuh.
3.      Proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Media menyajikan informasi yang tidak hanya dilihat namun juga dapat didengar sehingga dapat mendiskripsikan sesuatu masalah yang abstrak menjadi jelas dan menarik.
4.      Proses belajar siswa menjadi lebih Interaktif. Media membatu komunikasi dua arah antara guru dan siswa , tidak hanya guru yang dominan namaun siswa juga dapat ikut berperan aktif dalam pembelajaran.

E.       Dampak Positif dan Negatif Media Pembelajaran bagi Anak Usia Dini
Penggunaan media pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik atau guru. Seorang guru haruslah selektif dalam memilih dan menerapkan media yang sesuai dengan anak supaya tidak menghambat proses tumbuh dan kembang anak. Guru perlu mengetahui dampak positif dan negatif dari media pembelajaran. Adapaun dampaknya yaitu:
1.      Media dapat memudahkan anak untuk mengasah kreatifitas dan kecerdasan. Media sekarang ini mempunyai berbagai fitur dan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengasah kreatif dan kecerdasan anak. Namaun dampak negatifnya bila tidak didampingi oleh orang tua atau orang dewasa anak akan cenderung kecanduan untuk terus bermain.
2.      Segi positif anak mudah dalam memahami suatu materi. Segi negatifnya apabila media pembelajaran dalam artian audio visual yang awalnya dipakai namun diganti maka anak akan malas dan kesulitan memahami materi.
3.      Segi positif dapat membantu guru dalam proses pembelajaran misal menayangkan cerita kancil mencuri timun. Segi negatifnya bila tidak ada komunikasi dan interaksi yang baik antara guru dan anak, maka akan membahayakan untuk anak. anak belum dapat memahami makna yang terkandung dalam cerita tersebut maka perlu ada pendampingan dari guru.






BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

Kasus pembelajaran di suatu TK yang pernah menggunakan TIK yaitu ketika guru mengenalkan anak-anak tentang transportasi kapal di laut. Saya mengamati suasana di kelas sebelum pembelajaran dimulai anak-anak ramai dan asyik bermain-main. Namun pada saat guru masuk kelas membawa dengan alat atau media TIK (laptop dan LCD proyektor) anak-anak penasaran dan mulai mendekat. Disini anak-anak mulai penasaran dan bertanya kepada guru. Sembari menyiapkan media yang akan digunakan guru menjawab pertanyaan anak-anak bahwa hari ini akan menonton transportasi apa saja yang bisa kita gunakan. Ada yang menjawab pesawat, kereta api, kapal laut, mobil, motor, becak, andong, dll. Anak-anak sanagat bersemangat dan malah mulai memposisikan untuk duduk di paling depan.
Saat tayangan selesai diputar dan guru menanyakan ada apa saja di video. Anak-anak serempak menjawab pesawat, tapi ada satu anak yang menyebutnya halikopter. Lalu teman-temanya menertawakan dan menyatakan  mosok halikopter, namanya tuh pesawat. Guru tidak langsung menyalahkan tapi memberi penjelasan bahwa pada intinya sama namun namanya yang berbeda dan bentuknya berbeda antara pesawat dan halikopter.
Sedikit wawancara saya dengan guru tersebut yang pada intinya bahwa anak-anak dapat belajar apabila diperlihatkan walaupun tidak langsung setidaknya menggunakan media Video dapat menjelaskan dengan baik materi tentang  pesawat ini. Sebelumnya bila dijelaskan tanpa ada bantuan media anak-anak ada yang tidak tahu, ada yang sudah tau tapi hanya di langit dan kecil, ada yang mengira pesawat itu halikopter. Namun dengan menggunakan media TIK atau video persepsi atau pemahaman anak tentang pesawat dapat sejalan atau sama. Dari penjelasan dan hasil observasi yang saya dapat aspek yang berkembang tidak hanya kognitif saja namun ada sosial-emosional, psikomotor, bahasa, seni, juga agama dapat dikembangkan dalam pembelajaran ini.
Aspek kognitifnya anak dapat mengetahui dan menjawab apa itu pesawat, siapa orang yang mengendarai pesawat, siapa pegawai yang sering mondar-mandir di pesawat, pesawat mempunyai apa saja. Aspek sosial-emosional anak dapat belajar menghargai pendapat orang seperti kasus anak-anak diatas, saat bermain naik pesawat dapat membagi peran masing-masing. Aspek psikomotor anak dapat bergerak bagaimana pesawat terbang. Aspek bahasa anak dapat mengeja dan menulis huruf pesawat itu adalah P E S A W AT. Terakhir aspek agama yaitu jika naik kendaraan harus berdoa terlebih dahulu, maka aspek agama juga masuk dalamnya dan anak dapat menghafalkan doa naik kendaraan. Saat di luar kelas anak-anak bermin pesawat-pesawatan juga dengan ada yang berperan sebagai pilot, pramugari dan penumpang sama seperti yang dilihat di Video dan yang dijelskan oleh guru.




BAB IV
PENUTUP

A.      Simpulan
Hasil kajian teori dan observasi yang saya pahami maka dapat saya simpulkan bahwa media khususnya TIK/ICT dapat membantu pendidik atau guru dalam proses menyampaikan materi kepada anak didik. Khusnya pada anak usia dini harus memerlukan media karena anak belum bisa berpikir abstrak namun masih membutuhkan alat, sarana, atau benda yang konkret sehingga mampu memahamkan anak.
Sebagai pendidik atau guru sebaiknya harus mengetahui dan memahami bagaimana karakteristik anak. karena dari guru mengerti karakter setiap anak guru akan lebih mudah menggunakan media yang nantinya dapat membantu proses pembelajaran. Perlu pula diingat bahwa media yang baik dan benar untuk anak adalah yang terawasi dan mendapat bimbingan dari guru atau orang dewasa yang mampu membantu anak menjelaskan manfaat ataupun makna materi yang tersampaikan di media tersebut.




DAFTAR ISI

Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Danim, Sudarwan. 2013. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Angkasa.
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Hendriana, Yana. 2016. Media dan Smber Belajar ICT. Power Point yang tidak terpublikasikan.
Indrawan, Anik, dkk. 2015 Media Pembelajaran Sebagai Upaya Meningkatkan Semangat Belajar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. ISSN 2476 – 9096, hlm 243 –249 .
Mutiah, Lina. 2015. Sinergi Pola Asuh Orang Tua di Rumah dengan Pola Bimbingan Konseling di Sekolah untuk Pengembangan Karakter Anak Usia Dini Secara Optimal. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. ISSN 2476 – 9096, hlm 320 – 326.
Pratiwi, Ema. 2015. Pembelajaran Calistung Bagi Anak Usia Dini antara Manfaat Akademik dan Resiko Menghambat Kecerdasan Mental Anak. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. ISSN 2476 – 9096, hlm 277 – 282.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif Konsep Landasan, dan Implikasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar