Kamis, 13 April 2017

Vitamin

VITAMIN LARUT LEMAK

Mata Kuliah
Kesehatan Gizi AUD
Dosen Pembimbing
Atikah Rahayu, S.KM., M.PH.


Oleh:
Septi Pratiwi                           1400002013
Anwardiani Iftahul Janah       1400002029
Emi Mabruroh K.                    1400002033
Vina Meiwil Darutami            1400002038
Lina Muti’ah                           1400002048

VI | A

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut Almatsier (2004) menyatakan bahwa Vitamin adalah zat-zat organik yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak melalui penyimpanan dan pengolahan. Apabila ingin mendapatkan vitamin maka harus mengkonsumsi makanan untuk mendapatkan vitamin. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Ada beberapa nama dalam vitamin yang kemudian di tiap namanya mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh.
Nama tersebut tidak serta merta ada namun ada sejarah dan penelitian yang menyeluruh untuk dapat menghasilkan atau menyepakati nama-nama dari vitamain tersebut. Selain itu vitamin juga dibagi dalam dua kelompok yakni: vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Menurut Arief (2017) menyatakan Vitamin larut lemak merupakan jenis vitamin yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh melalui keringat maupun urin, serta secara umum vitamin larut lemak hanya sedikit yang hilang pada proses pemasakan. dan vitamin larut lemak bersifat toksik pada dosis sangat tinggi. Sedangkan menurut Marganti (2016) menyatakan bahwa vitamin larut air merupakan merupakan vitamin yang dapat disimpan dalam jumlah sedikit, dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Vitamin larut air merupakan salah satu pembentuk metabolisme tubuh. Ketika dikonsumsi, vitamin larut air tidak akan disimpan dalam tubuh, serta dapat dikeluarkan melalui urine dalam jumlah kecil.
Menurut Marganti (2016) menyatakan bahwa vitamin larut dalam lemak  bersirkulasi dalam darah dan dapat disimpan dalam jaringan tubuh. Jika berlebih vitamin larut dalam lemak dapat menyebabkan kondisi yang disebut hypervitaminosis, yaitu kelebihan jumlah vitamin dalam tubuh. Ketika jumlahnya melebihi kebutuhan yang seharusnya, jenis vitamin ini secara otomatis akan tersimpan di dalam lemak tubuh. Topik yang dibahas kali ini tentang vitamin larut lemak yang terdiri atas vitamin A, D, E, dan K. Keempat nama vitamin tersebut mempunyai unsur, fungsi, sumber, dan dampak yang tentunya sangat berpengaruh terhadap tubuh.

B.     Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami pengertian dari vitamin larut lemak.
2.      Mengetahui nama-nama vitamin larut lemak.
3.      Mengetahui unsur kimia dari vitamin A, D, E, dan K.
4.      Mengetahui Fungsi, Sumber, dan Dampak kekurangan maupun kelebihan dari Vitamin A, D, E, dan K.

C.    Rumusan Masalah
1.      Apa Itu Vitamin Larut Lemak?
2.      Nama-nama Vitamin Larut Lemak?



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Vitamin Larut Lemak
Menurut Almatsier (2004) menyatakan bahwa Vitamin adalah zat-zat organik yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Karena vitamin tidak didapat dari tubuh maka dapat mengkonsumi dengan makanan ataupun minuman yang mengandung vitamin. Vitamin dibagi menjadi dua yakni: vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Menurut Arief (2017) menyatakan Vitamin larut lemak merupakan jenis vitamin yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh melalui keringat maupun urin, serta secara umum vitamin larut lemak hanya sedikit yang hilang pada proses pemasakan dan vitamin larut lemak bersifat toksik pada dosis sangat tinggi. Menurut Marganti (2016) menyatakan bahwa vitamin larut dalam lemak  bersirkulasi dalam darah dan dapat disimpan dalam jaringan tubuh. Jika berlebih vitamin larut dalam lemak dapat menyebabkan kondisi yang disebut hypervitaminosis, yaitu kelebihan jumlah vitamin dalam tubuh. Ketika jumlahnya melebihi kebutuhan yang seharusnya, jenis vitamin ini secara otomatis akan tersimpan di dalam lemak tubuh.

B.  Nama-nama Vitamin Larut Lemak
1.      Vitamin A
a.      Unsur Kimianya
Vitamin A adalah suatu kristal alkohol yang berwarna kuning dan larut dalam lemak atau pelarut lemak. Ketika vitamin A terdapat dalam makanan biasanya terdapat dalam bentuk ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu: retinol (bentuk alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam).
Retinol bila dioksidasi berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi menjadi retinol. Selnajutnya, retinal dapat dioksidasi menjadi asam retinoat. Vitamin A rahan terhadap panas, cahaya dan alkali, tetapi tidak tahan terhadapasam dan oksidasi.
Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan nabati mengandung karotenoid yang merupakan prekursor (provitamin) vitamin A.  Diantara ratusan karotenoid yang terdapat di alam, hanya bentuk alfa, beta dan gama serta kriptosantin yang berperan sebagai provitamin A. Beta-Karoten adalah bentuk provitamin A paling aktif , yang terdiri atas dua molekul retinol yang saling berkaitan. Karotenoid terdapat didlam kloroplas tanaman yang berperan sebagai katalisatordalam fotosintesis yang dilakukan oleh klorofil. Oleh karena itu, karotenoid paling banyak terdapat dalam sayuran berwarna hijau tua. Beta-Karoten mempunyai warna sangat kuning dan pada tahun 1954 dapat di sintetis. Beta-karotin merupakan pigmen kuning yang boleh digunakan dalam pemberian warna makanan, antara lain untuk pemberian warna kuning pada gelatin, margarin, minuman ringan, adonan cake, dan produk serealia.
b.      Fungsi
1.)    Pengelihatan
Vitamin A berfungsi dalam pengelihatan normal pada cahaya remang. Di dalam mata retinol, bentuk vitamin A yang di dapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah – ungu (visual purple) atau rodopsin. Rodopsin ada di dalam sel khusus di dalam retina mata yang dinamakan rod. Bila cahaya mengenai retina, pigmet visual merah – ungu ini berubah menjadi kuning dan retinal di pisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual. Selama proses ini, sebagian dari vitamin A dipisahkan dari protein dan diubah menjadi retinol. Sebagian besar retinol ini diubah kembali menjadi retinal, yang kemudian mengikat opsinlagi untuk membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol hilang selama proses ini dan harus di ganti oleh retinol dalam darah. Jumlah retinol yang tersedia di dalam darah menentukan kecepatan pembentukan kembali rodopsin yang kemudian bertindak kembali sebagai bahan reseptor di dalam retina. Penglihatan dengan cahaya samar – samar/ buram baru bisa terjadi bila seluruh siklus ini selesai.
2.)    Diferensiasi Sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel – sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat atau fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu karakteristik dari kekurangan vitamin A yang dapat terjadi pada tiap tahap perkembangan tubuh, seperti pada tahap pembentukan sperma dan sel telur, pembuahan, pembentukan struktur dan organ tubuh, pertumbuhan dan perkembangan janin, masa bayi, anak-anak, dewasa dan masa tua. Diduga vitamin A, dalam bentuk asam retinoat memengang peranan aktif dalam kegiatan inti sel, dengan demikian dalam pengaturan faktor penentu keturunan/gen yang berpengaruh terhadap sintesis protein. Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitan dengan perubahan perwujudan gen-gen tertentu. Sel-sel yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus, terutama sel-sel globet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mukus atau lendir.
3.)    Fungsi Kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan. Mekanisme sebenarnya bellum diketahui secara pasti. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan  humoral). Di samping itu kekurangan vitamin A menurunkan respons antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan selular). Sebaliknya infeksi dapat memperburuk kekurangan vitamin A. Dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa:
a)      Ada hubungan kuat antara status vitamin A dan risiko terhadap penyakit infeksi pernapasan,
b)      Hubungan antara kekurangan vitamin A dan diare belum begitu jelas,
c)      Kekurangan vitamin A pada campak cenderung menimbulkan komplikasi yang dapat berakibat kematian.
4.)    Pertumbuhan dan Perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadap pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhamabatan dan bentuk tulang tidak normal. Bila hewan percobaan diberi makanan yang tidak mengandung vitamin A, maka pertumbuhan akan terganggu setelah sipanan vitamin A dalam tubuh habis. Pada anak-anak yang kekurangan vitamin A, terjadi kegagala dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam retinoat.
5.)    Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada tikus. Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telut dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol.
6.)    Pencengahan Kanker dan Penyakit Jantung
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktvitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencengah kanker, terutama kanker kulit, tenggorakan, paru-paru, payudura dan kantung kemih. Di samping itu betakaroten yang bersama vitamin E dan C berperan sebagai antioksidan diduga dapat pula mencengah kanker paru-paru.
c.       Sumber
Sumber Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan koroten terutama di dalam pangan nabati. Sumber vitamin A berasal dari hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya), minyak hati ikan, dan mentega/margarin. Karena vitamin A tidak berwarna, warna kuning dalam kuning telur adalah koroten yang tidak diubah menjadi vitamin A.
Sumber koroten trdiri dari sayuran berwarna hijau tua, minyak kelapa sawit, dan buah-buahan yang berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, dan jeruk. Berikut merupakan AKG berdasarkan golongan umur dan jenis kelain serta retinol ekivalen dari kandungan vitamin A untuk Indonesia menurut Almatsier dalam Ariani (2017):
Golongan Umur
AKA*
(RE)
Golongan Umur
AKA*
(RE)
0-6 bulan
375
Wanita:

7-11 bulan
400
10-12 tahun
600
1-3 tahun
400
13-15 tahun
600
4-6 tahun
450
16-18 tahun
600
7-9 tahun
500
19-29 tahun
500


30-49 tahun
500
Pria:

50-64 tahun
500
10-12 tahun
600
≥ 65 tahun
500
13-15 tahun
600


16-18 tahun
600
Ibu Hamil:
+300
19-29 tahun
600


30-49 tahun
600
Ibu Menyusui:

50-64 tahun
600
0-6 bulan
+350
≥ 65 tahun
600
7-12 bulan
+350
Berikut nilai vitamin A dari berbagai bahan pangan (RE μg/100 g) menurut Almatsier (2004):
Bahan Makanan
RE
Bahan Makanan
RE
Hati sapi
13170
Daun katuk
3111
Kuning telur bebek
861
Sawi
1940
Kuning telur ayam
600
Kangkung
1890
Ayam
243
Bayam
1827
Ginjal
345
Ubi jalar merah
2310
Ikan sardin (kaleng)
250
Mentega
1287
Minyak ikan
24000
Margarin
600
Minyak kelapa sawit
18000
Susu bubuk, “full cream”
471
Minyak hati ikan hiu
2100
Keju
225
Wortel
3600
Susu kental manis
153
Daun singkong
3300
Susu segar
39
Daun pepaya
5475
Mangga masak pohon
1900
Daun lamtoro
5340
Pisang raja
285
Daun tales
3118
Tomat masak
450
Daun melinjo
3000
Semangka
177
d.      Dampak kekurangan Vitamin A
Kekurangan ( Defisiensi ) Vitamin A terutama terdapat pada anak-anak balita. Tanda-tanda kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpkai. Kekurangan Vitamin A dapat disebabkan karena kekurangan primer akibat kurang konsumsi, atau kekurangan sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat, ataupun karena gangguan pada konvensi karoten menjadi vitamin  A. Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita Kurang Energi Protein (KEP), penyakit hati, alfa, beta-lipoproteinemia, atau gangguan absopsi karena kekurangan asam empedu.
1.)    Buta Senja
Salah satu tanda awal kekurangan Vitamin A adalah buta senja (niktalopia), yaitu ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar-samar/senja. Seperti bila memasuki kamar gelap dari kamar terang. Konsumsi vitamin A yang tidak cukup menyebabkan simpanan dalam tubuh menipis, sehingga kadar vitamin A darah menurun yang berakibat vitamin A tidak cukup diperoleh retina mata membentuk pigmen penglihatan rodopsin. Kemampuan melihat dalam keadaan samar-samar, dihubungkan dengan ujung-ujung saraf (rod dan cone) yang terdapat dalam retina. Cone terutama berperan dalam cahaya siang dan memberdakan warna sedangkan rode mengontrol penglihatan pada malam hari.
2.)    Perubahan pada mata
Kornea mata terpengaruh secara didni oleh kekurangan vitamin A. Kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea. Ini diikuti oleh tanda-tanda: atrofi kelenjar mata, keratinisasi konjungtiva (selaput yang melapisi permukaan bagian dalam kelompak mata dan bola mata), pemburaman, pelepasan sel-sel epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan pecahnya kornea.
3.)    Infeksi
Fungsi kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A, sehingga mudah terserang infeksi. Di samping itu lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-[aru mengalami keratinisasi, tidak mengeluarkan lendir, sehingga mudah dimasuki mikroorganisme atau bakteri atau virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Bila terjadi pada permukaan dinding usus akan menyebabkan diare. Kekurangan vitamin A pada anak-anak di samping itu dapat menyebabkan komplikasi pada campak yang dapat menyebabkab kematian. Vitamin A dinamakan juga vitamin anti-infeksi.
4.)    Perubahan pada Kulit
Kulit menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar, mengeras dan mengalami keratinisasi yang dim=namakan hiperkeratosis folikular. Mula-mula terkena lengan dan paha, kemudian dapat menyebar ke seluruh tubuh, asam retinoat sering diusapkan ke kulit untuk menghilangkan kerutan kulit, jerawat, dan kelainan kulit lainnya.
5.)    Gangguan Pertumbuhan
Kekurangan Vitamin A menghambat perubahan sel-sel, termasuk sel-sel tulang. Fungsi sel-sel yang membentuk email pada gigi terganggu dan terjadi atrofi sel-sel yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak.
6.)    Lain-lain
Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada lidah yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan dan anemia.
e.       Dampak kelebihan
Vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A yang berperan sebagai suplemen dalam ukuran tinggi yang berlebihan, misalnya takaran 16.000 RE untuk jangka waktu lama atau 40.000-55.000 RE/hari. Gejala pada orang dewasa antaralain sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut rontok, kulit mengering, tidak ada nafsu untuk makan dan mengalami sakit pada tulang. Pada wanita menstruasi berhenti. Pada bayi terjadi pembesaran kepala, hidrosefalus, dan mudah tersinggung, yang dapat terjadi pada konsumsi 8.000 RE/hari selama tiga puluh hari. Hal ini merupakan gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentu vitamin A.
Selain itu dalam food-info.net (2014) menyatakan Keracunan vitamin A terjadi pada saat protein yang mengikatnya telah terpenuhi sehingga vitamin A yang bebas dapat menyerang sel-sel tubuh. Hal ini biasanya tidak terjadi jika vitamin berasal dari makanan sehari-hari, tetapi hal ini dapat terjadi jika seseorang menggunakan suplemen. Gejala-gejalanya adalah mual, muntah, nyeri pada perut, diare dan kehilangan berat badan. Sistem syaraf dan otot juga bisa dipengaruhi, menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu makan, sifat mudah marah, lelah, susah tidur, gelisah, sakit kepala dan lemah otot.

2.      Vitamin D
a.      Unsur Kimianya
Vitamin D adalah nama genetik dari dua molekul, yaitu ergokalsiferol (Vitamin D2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Prekusor vitamin D hadir dalam fraksi sterol dalam jaringan hewan (dibawah kulit) dan tumbuh-tumbuhan berturut-turut dalam bentuk 7 dehidrokolesterol dan ergosterol. Keduanya membutuhkan radiasi sinar ultraviolet untuk mengubahnya kedalam bentuk provitamin D3 (kolekalsiferol) dan D2 (ergokalsiferol). Kedua provitamin membutuhkan konversi menjadi  bentuk aktifnya melalui penambahan dua gugus hidroksil. Gugus hidroksilnpertama ditambahkan didalam hati pada posisi 25 sehingga membentuk 25-hidroksi-vitamin D. Gugus hidroksil kedua ditambahkan di dalam ginjal sehingga membentuk 1,25-dihidroksi-vitamin D. Provitamin D berasal dari hewan membentuk 1,25 dihidroksikolekalsiferol, dikenal sebagai kalsitriol sedangkan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan membantuk 1,25 dihidrasi ergokalsiferol, dikenal sebagai erkalsitriol. Kedua bentuk vitamin D efektif untuk manusia. Bentuk tumbuh-tumbuhan terutama digunakan sebagai bahan tambahan makanan.
b.      Fungsi
Vitamin D bekerja pada mineralisasi tulang dengan meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor di dalam sistem pencernaan,sehingga kadarnya di dalam darah meningkat. Hal ini dilakukan dengan mengambil kalsium dari tulang dan dengan mendorong penyimpanannya oleh ginjal. Menurut Lita MED (2016) Ada berbagai fungsi vitamin D yang ditawarkan bagi setiap tubuh kita, yaitu:
1.)    Sebagai penjaga keseimbangan antara fosfor dan kalsium dalam tubuh.
2.)    Mendukung pembentukan gigi dan tulang bersama dengan fosfor dan kalsium.
3.)    Mendukung penyebaran kalsium ke dalam sel tubuh.
4.)    Mendukung penyerapan fosfor dan kalsium dari usus halus.
c.       Sumber
Sumber dari vitamin D berasal dari sinar matahari dan makanan. Bagi daerah tropis sinar matahari mudah didapatkan bahkan tidak mungkin kekurangan vitamin D. Sedangkan untuk daerah non tropis yang kekurangan sinar matahari lebih banyak menggunakan sumber makanan untuk mendapatkan vitamin D. Sumber makanan yang mengandung vitamin D yakni bahan pangan hewani dalam bentuk kolekalsiferol, seperti kuning telur, hati, krim, mentega, dan minyak hati ikan. Susu sapi dan ASI merupakan sumber vitamin D namun bukanlah sumber yang baik. Berikut merupakan AKG berdasarkan golongan umur dan jenis kelain serta retinol ekivalen dari kandungan vitamin D untuk Indonesia menurut Almatsier dalam Ariani (2017):
Golongan Umur
AKD* (μg)
Golongan Umur
AKD* (μg)
0-6 bulan
5
Wanita:

7-11 bulan
5
10-12 tahun
5
1-3 tahun
5
13-15 tahun
5
4-6 tahun
5
16-18 tahun
5
7-9 tahun
5
19-29 tahun
5


30-49 tahun
5
Pria:

50-64 tahun
10
10-12 tahun
5
≥ 65 tahun
15
13-15 tahun
5


16-18 tahun
5
Ibu Hamil:
+0
19-29 tahun
5


30-49 tahun
5
Ibu Menyusui:

50-64 tahun
10
0-6 bulan
+0
≥ 65 tahun
15
7-12 bulan
+0
Berikut nilai vitamin D dari berbagai bahan pangan (μg/100 g) menurut Almatsier (2004):
Bahan Makanan
μg
Bahan Makanan
μg
Susu sapi
0,01-0,03
Minyak hati ikan
210
ASI
0,04
Margarin
5,8-8,0
Tepung susu
0,21
Daging sapi, babi, biri-biri
ss
Krim
0,1-0,28
Unggas
ss
Keju
0,03-0,5
Hati
0,2-1,1
Yogurt
ss-0,04
Ikan air tawar
ss
Telur utuh
1,75
Ikan berlemak
ss-25
Kuning telur
4,94
Udang dan kerang
ss
Mentega
0,76


Keterangan: ss = sedikit sekali
d.      Dampak kekurangan
Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kekurangan pada orang dewasa juga dapat menyebabkan osteoporosis. Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada anak-anak terhambat sehingga menjadi lembek. Kaki membengkak, ujung-ujung tulang panjang membesar ( Lutut dan Pergelangan ), tulang rusuk membengkok, pembesaran kepala karena penutupan fontanel terlambat, gigi terlambat keluar, bentuk gigi tidak teratur dan mudah rusak. Riketsia jarang dapat disembuhkan sepenuhnya. Sebelum ditemukan fortifikasi makanan dengan vitamin D, riketsia banyak terdapat di negara-negara dengan empat musim.
Osteomalasia adalah riketsia pada orang dewasa. Biasanya terjadi pada wanita yang konsumsi kalsiumnya rendah, tidak banyak mendapat sinar matahari dan mengalami banyak kehamilan den menyususi. Osteomalasia dapat pula terjadi pada mereka yang menderita penyakit saluran cerna, hati, kantung empedu atau ginjal. Tulang melembek yang menyebabkan gangguan dalam bentuk tulang, terutama pada kaki, tulang belakang, toraks, dan pelvis. Gejala awal rasa sakit seperti rematik dan lemah dan kadang muka menggmit ( twitching), tulang mebengkok ( bentuk O atau X ) dan dapat menebabkan fraktur (patah).
e.       Dampak kelebihan
Vitamin D apabila dikonsumsi berlebihan maka akan mencapai lima kali AKG, yaitu lebih dari 25 mikrogram (1000 SI) sehari, akan menyebabkan keracunan. Gejala yang timbul pada kelebihan vitamin D adalah absorpsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan kalsifikasi beerlebihan pada tulang dan jaringan pada tubuh, seperti ginjal, paru-paru, dan orang tubuh lainnya. Tanda-tandanya akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan, diare, muntah-muntah, dangguan mental, dan pengeluaran urine berlebih.
Kelebihan vitamin D menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium didalam darah. Kalsium dapat membentuk batu ginjal. Kadar kalsium yang tinggi di dalam darah juga dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras, yang sangat berbahaya bagi arteri pada hati dan paru-paru dan dapat berakibat fatal. Gejala tambahan dari keracunan vitamin D adalah kehilangan nafsu makan, sakit kepala, lemah, lelah, dahaga yang berlebihan, sifat lekas marah dan lesu.
3.      Vitamin E
a.      Unsur Kimianya
Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sintetik yang dijual secara komersial biasanya berwarna kuning muda hingga kecoklatan. Vitamin E larut dalam lemak dan sebagian besar pelarut organik, tetapi tidak larut dalam air. Ada empat jenis tokoferol yang penting dalam makanan alfa-, beta-, gama-, delta-toko-ferol dan tokotreinol. Karakteristik kimia utamanya adalah bertindak sebagai antioksidan. Tokoferol terdiri atas struktur cincin 6-kromanol dengan rantai samping jenuh panjang enam belas karbon fitol. Perbedaan antar jenis tokoferol terletak pada jumlah dan posisi gugus metil pada struktur cincin.
Tokotrineol mempunyai tiga ikatan rangkap pada rantai samping. Perbedaan struktur ini mempengaruhi tingkat aktivitas vitamin E secara biologik. Tokotrineol tidak banyak terdapat di alam dan kurang aktif secara biologik. Alfa-tokoferol adalah bentuk vitamin E paling aktif, yang digunakan pula sebagai standar pengukuran vitamin E dalam makanan. Jumlah vitamin E dalam bentuk lain dinyatakan dalam bentuk tokoferol ekivalen (TE). Bentuk sintetik vitamin E mempunyai aktivitas biologik 50% daripada alfa-tokoferol yang terdapat di alam.
Vitamin E agak tahan panas dan asam tetapi tidak tahan alkali, sinar ultraviolet dan oksigen. Vitamin E rusak bila bersentuhan dengan minyak tengik, timah dan besi. Karena tidak larut air, vitamin E tidak hilang karena pemasakan dengan air. Tokoferol ester seperti tokoferol asetat yang paling banyak ditemukan di alam, tidak banyak rusak karena pengolahan. Absorpsi vitamin E berkisar antara 20-80%. Vitamin E disimpan sebagian besar di jaringan lemak dan selebihnya di hati.
b.      Fungsi
Seperti halnya vitamin C, Vitamin E juga merupakan antioksidan. Vitamin E membantu menstabilkan membran sel, mengatur reaksi oksidasi dan melindungi vitamin A. Dalam peranannya sebagai anti oksidan, vitamin E mempunyai pengaruh besar terhadap sel, seperti sel darah merah dan sel darah putih yang melewati paru-paru. Menurut Lita MED (2016) Ada banyak fungsi vitamin E yang ditawarkan untuk tubuh kita, antara lain:
1.)    Mampu memperpanjang umur.
2.)    Mendukung peningkatan produksi air susu.
3.)    Membantu mencegah keguguran pada ibu hamil.
4.)    Mengatasi gangguan saat wanita datang bulan.
5.)    Membantu dalam memperoleh keturunan.
6.)    Mencegah adanya oksidasi karoten dan vitamin A pada usus halus.
7.)    Membantu membran sel lebih stabil.
8.)    Berpengaruh terhadap sel darah putih dan juga sel darah merah yang melaju atau mengalir melalui organ paru-paru.
9.)    Berperan sebagai antioksidan.
10.)                        Terjadi penumpukan lemak di dalam otot.
c.       Sumber
Sumber dari vitamin E terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah, gandum, dan biji-bijian serta sayur dan buah-buahan. Minyak zaitun dan kelapa hanya sedikit mengandung vitamin E. Selain itu juga daging ungas, ikan dan kacang-kacanagn mengandung vitamin E namun dalam jumlah terbatas. Berikut merupakan AKG berdasarkan golongan umur dan jenis kelain serta retinol ekivalen dari kandungan vitamin E untuk Indonesia menurut Almatsier dalam Ariani (2017):
Golongan Umur
AKE* (μg)
Golongan Umur
AKE* (μg)
0-6 bulan
4
Wanita:

7-11 bulan
5
10-12 tahun
11
1-3 tahun
6
13-15 tahun
15
4-6 tahun
7
16-18 tahun
15
7-9 tahun
7
19-29 tahun
15


30-49 tahun
15
Pria:

50-64 tahun
15
10-12 tahun
11
≥ 65 tahun
15
13-15 tahun
15


16-18 tahun
15
Ibu Hamil:
+0
19-29 tahun
15


30-49 tahun
15
Ibu Menyusui:

50-64 tahun
15
0-6 bulan
+4
≥ 65 tahun
15
7-12 bulan
+4
Berikut nilai vitamin E di dalam minyak tumbuh-tumbuhan (mg/100 g) menurut Almatsier (2004):
Minyak
mg
Biji kapas
30-81
Jagung
53-162
Kacang kedelai
56-160
Kacang tanah
20-32
Kelapa
1-4
Kelapa sawit
33-73
Safflower
25-49
zaitun
5-15
Berikut nilai alfa- dan gama-tokoferol dalam bahan makanan (mg/100 g) menurut Almatsier (2004):
Bahan Makanan
alfa- tokoferol
gama-tokoferol
Serealia
0,88
0,77
Kacang-kacangan
0,72
5,66
Biji-bijian
9,92
10,97
Sayuran
0,81
0,14
Buah-buahan
0,27
-
Daging
0,31
0,21
Telur
1,07
0,35
Susu
0,34
-
Minyak babi
1,37
0,7
Mentega
1,95
0,14
Margarin
18,92
26,62
d.      Dampak kekurangan
Penyakit kekurangan Vitamin E pada manusia jarang terjadi, karena vitamin E terdapat luas di dalam bahan makanan. Kekurangan biasanya terjadi karena adanya gangguan absorpsi lemak seperti pada cystic fibrosis dan gangguan transpor lipida seperti pada bta-lipopro-teinemia. Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemoisis eritrosit, yang dapat diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E. Akibat lain adalah sindrom neurologik sehingga terjadi fungsi tidak normal pada sumsum tulang belakang dan retina. Tanda-tandanya adalah kehilangan koordinasi dan refleks otot, serta gangguan penglihatan dan berbicara.
e.       Dampak kelebihan
Vitamin E apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan keracunan. Akan tetapi, akibatnya tidak terlalu fatal atau merugikan seperti halnya kelebihan vitamin A, terlihat pada gangguan pada saluran cerna terjadi bila memakan lebih dari 600 miligram sehari (60-75) kali kecukupan). Dosis tinggi juga dapat meningkatkan efek obat antikoagulan yang digunakan untuk mencegah pengumpulan darah. Keracunan dapat terjadi jika konsumsi berlebih, tetapi hal ini tidak mudah terjadi seperti pada vitamin A dan D. Gejalanya adalah sakit kepala, lemah, lelah, pusing dan penglihatan tidak normal.
4.      Vitamin K
a.      Unsur Kimianya
Vitamin K terdapat di alam dalam dua bentuk, keduanya terdiri atas cincin 2-metilnaftakinon dengan rantai samping posisi tiga. Vitamin K1 (filokinon) mempunyai rantai samping fitil dan hanya terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan berwarna hijau. Vitamin K2 (menakinon) merupakan sekumpulan ikatan yang rantai sampingnya terdiri atas beberapa satuan isoprenil (berjumlah 1-14 unit). Menakinon disintesis oleh bakteri di dalam saluran cerna. Menadion (vitamin K3) adalah bentuk vitamin K sintetik. Menadion terdiri atas cincin neftakinon tanpa rantai samping, oleh karena itu mempunyai sifat larut air. Menadion baru aktif secara biologik setelah mengalami alkilasi di dalam tubuh.vitamin K cukup tahan terhadap panas. Vitamin ini tidak rusak oleh cara memasak biasa, termasuk memasak dengan air. Vitamin K tidak tahan terhadap alkali dan cahaya.
b.      Fungsi
Vitamin K merupakan kebutuhan penting untuk sintesis beberapa protein termasuk dalam pembekuan darah. Vitamin K juga dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Menurut Lita MED (2016) Ada beberapa fungsi dari vitamin K yang bila asupannya cukup, maka tubuh akan mendapat keuntungan di bawah ini:
1.)    Mendukung pertumbuhan tulang sehingga osteoporosis dapat dicegah.
2.)    Mendukung pencegahan kanker.
3.)    Mendukung pencegahan pendarahan hati.
4.)    Mendukung pencegahan penyakit hemoragik.
5.)    Menurunkan risiko diabetes.
6.)    Menolong proses pembekuan darah agar bila terjadi luka terbuka dapat sembuh total lebih cepat.
c.       Sumber
Sumber dari vitamin K terdapat pada hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Selain itu susu, daging, telur, serealia, buah-buahan, dan sayuran lain () mengandung vitamin K namun dalam jumlah yang sedikit. Selain itu ada sumber penting vitamin K yakni flora bakteri dalam usus halus dan ASI. Berikut merupakan AKG berdasarkan golongan umur dan jenis kelain serta retinol ekivalen dari kandungan vitamin K untuk Indonesia menurut Almatsier dalam Ariani (2017):
Golongan Umur
AKK* (μg)
Golongan Umur
AKD* (μg)
0-6 bulan
5
Wanita:

7-11 bulan
10
10-12 tahun
35
1-3 tahun
15
13-15 tahun
55
4-6 tahun
20
16-18 tahun
55
7-9 tahun
25
19-29 tahun
55


30-49 tahun
55
Pria:

50-64 tahun
55
10-12 tahun
35
≥ 65 tahun
55
13-15 tahun
55


16-18 tahun
55
Ibu Hamil:
+0
19-29 tahun
65


30-49 tahun
65
Ibu Menyusui:

50-64 tahun
65
0-6 bulan
+0
≥ 65 tahun
65
7-12 bulan
+0
Berikut nilai vitamin K dari berbagai bahan pangan (μg/100 g) menurut Almatsier (2004):
Bahan Makanan
μg
Bahan Makanan
μg
Susu sapi
3
Asparagus
57
Keju
35
Buncis
14
Mentega
30
Brokoli
200
Ayam
11
Kol
125
Daging sapi
7
Daun selada
129
Hati sapi
92
Bayam
89
Hati ayam
7
Kentang
3
Minyak jagung
10
Tomat
5
Jagung
5
Pisang
2
Gandum
5
Jeruk
1
Tepung terigu
4
Kopi
38
Roti
4
Teh hijau
712
d.      Dampak kekurangan
Kekurangan Vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal, sehingga bila ada luka atau operasi terjadi pendarahan. Kekurangan vitamin K karena makanan jarang terjadi, sebab vitamin K terdapat secara luas dalam makanan. Kukurangan vitamin K terjadi bila ada gangguan absorpsi lemak ( bila produksi empedu kurang atau pada diare ) kekurangan Vitamin K bisa terjadi bila seseorang antibiotika sedangkan tubuhnya kurang mendapat vitamin K dari makanan. Antibiotika membunuh kuman-kuman di dalam usus yang membentuk vitamin K. Oleh karena itu, sebelum operasi bisanya diperiksa terlebih dahulu kemampuan darah untuk menggumpal dan sebagai pencegah an diberi suntikan vitamin K. Vitamin K biasanya diberikan sebelum operasi untuk mencegah pendarahan berlebihan. Aspirin berlebuhan dapat mencegah pembekuan darah normal dengan mengganggu pembentukan platlet dan faktor-faktor tergantung vitamin K.
Selain itu dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Lita MED (2016) menyebutkan bahwa kekurangan vitamin K menyebabkan Darah akan sulit membeku dan ini akan berakibat buruk bagi yang mengalami luka pendarahan. Akibatnya pendarahan akan terus berlanjut dan tak berhenti sehingga mengakibatkan penderita mengalami kekurangan darah. Muncul penyakit hemoragik yang sebetulnya hanya bayi saja cenderung terkena. Ini karena tingkat kesterilan pada sistem pencernaan bayi (khususnya yang baru saja lahir) masih tinggi dan belum ada bakteri yang bisa membantu proses sintesa dari vitamin. Sementara itu, vitamin K pada air susu ibu pun hanya sedikit.
e.       Dampak kelebihan
Vitamin K apabila kelebihan hanya dapat terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin K adalah hemolisis sel darah merah, sakit kuning, dan kerusakan pada otak. Keracunan vitamin K terjadi hanya pada orang yang menerima pengganti vitamin K larut air. Gejala-gejalanya adalah hemolisis sel darah merah, penyakit kuning dan kerusakan otak.






KESIMPULAN

Vitamin adalah zat-zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk dari dalam tubuh sehingga perlu mengkonsumi makanan atau minuman untuk mendapat zat tersebut. Vitamin dibagi menjadi dua yakni: vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak merupakan jenis vitamin yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh melalui keringat maupun urin, serta secara umum vitamin larut lemak hanya sedikit yang hilang pada proses pemasakan dan vitamin larut lemak bersifat toksik pada dosis sangat tinggi. Vitamin larut air merupakan merupakan vitamin yang dapat disimpan dalam jumlah sedikit, dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Vitamin larut dalam lemak  bersirkulasi dalam darah dan dapat disimpan dalam jaringan tubuh. Jika berlebih vitamin larut dalam lemak dapat menyebabkan kondisi yang disebut hypervitaminosis, yaitu kelebihan jumlah vitamin dalam tubuh. Ketika jumlahnya melebihi kebutuhan yang seharusnya, jenis vitamin ini secara otomatis akan tersimpan di dalam lemak tubuh. Maka vitamin larut lemak mempunyai nama yakni vitamin A, D, E, dan K yang masing-masing mempunyai unsur kimia, sumber, serta dampak yang berbeda-beda perannya dalam tubuh.




DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ariani, Ayu Putri. 2017. Ilmu Gizi (Dilengkapi Dengan Standar Penilian Status Gizi dan Daftar Komposisi Bahan Makanan). Yogyakarta: Nuha Medika.

Arief, Ria Qadariah. 2017. Vitamin Larut Lemak. http://www.konsultankolesterol.com/vitamin-larut-lemak.html.  diakses tanggal 3 April 2017.

Food-info.net. 2014. Vitamin yang larut dalam lemak. http://www.food-info.net/id/vita/fat.html.  diakses tanggal 4 April 2017.

Lita MED. 2016. 4 Jenis Vitamin yang Larut dalam Lemak Beserta Fungsinya. http://halosehat.com/gizi-nutrisi/vitamin/vitamin-yang-larut-dalam-lemak.  diakses tanggal 3 April 2017.


Marganti, Mahmur. 2016. Jenis Vitamin Larut Lemak dan Fungsinya. http://1health.id/id/article/category/diet-dan-nutrisi/jenis-vitamin-larut-lemak-dan-fungsinya-.html. diakses tanggal 2 April 2017.