VITAMIN
LARUT LEMAK
Mata
Kuliah
Kesehatan Gizi AUD
Dosen
Pembimbing
Atikah Rahayu, S.KM., M.PH.
Oleh:
Septi Pratiwi 1400002013
Anwardiani Iftahul Janah 1400002029
Emi Mabruroh K. 1400002033
Vina Meiwil Darutami 1400002038
Lina Muti’ah 1400002048
VI | A
PENDIDIKAN
GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
AHMAD DAHLAN
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menurut
Almatsier (2004) menyatakan bahwa Vitamin adalah zat-zat organik yang
dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh
tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak melalui
penyimpanan dan pengolahan. Apabila ingin mendapatkan vitamin maka harus mengkonsumsi
makanan untuk mendapatkan vitamin. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Ada beberapa nama dalam vitamin yang
kemudian di tiap namanya mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh.
Nama
tersebut tidak serta merta ada namun ada sejarah dan penelitian yang menyeluruh
untuk dapat menghasilkan atau menyepakati nama-nama dari vitamain tersebut.
Selain itu vitamin juga dibagi dalam dua kelompok yakni: vitamin larut lemak
dan vitamin larut air. Menurut Arief (2017) menyatakan Vitamin larut lemak merupakan jenis vitamin yang tidak dapat dikeluarkan
dari tubuh melalui keringat maupun urin, serta secara umum vitamin larut lemak
hanya sedikit yang hilang pada proses pemasakan. dan vitamin larut lemak
bersifat toksik pada dosis sangat tinggi. Sedangkan menurut Marganti (2016) menyatakan bahwa vitamin
larut air merupakan merupakan vitamin yang dapat
disimpan dalam jumlah sedikit, dan biasanya akan segera hilang bersama
aliran makanan. Vitamin larut air merupakan salah satu pembentuk
metabolisme tubuh. Ketika dikonsumsi, vitamin larut air tidak
akan disimpan dalam tubuh, serta dapat dikeluarkan melalui urine dalam
jumlah kecil.
Menurut Marganti (2016) menyatakan bahwa vitamin
larut dalam lemak bersirkulasi dalam darah dan dapat disimpan dalam
jaringan tubuh. Jika berlebih vitamin larut dalam lemak dapat menyebabkan
kondisi yang disebut hypervitaminosis, yaitu kelebihan jumlah
vitamin dalam tubuh. Ketika jumlahnya melebihi kebutuhan yang
seharusnya, jenis vitamin ini secara otomatis akan tersimpan di dalam
lemak tubuh. Topik yang dibahas kali ini tentang vitamin larut lemak yang terdiri
atas vitamin A, D, E, dan K. Keempat nama vitamin tersebut mempunyai unsur,
fungsi, sumber, dan dampak yang tentunya sangat berpengaruh terhadap tubuh.
B.
Tujuan
1. Mengetahui
dan memahami pengertian dari vitamin larut lemak.
2. Mengetahui
nama-nama vitamin larut lemak.
3. Mengetahui
unsur kimia dari vitamin A, D, E, dan K.
4. Mengetahui
Fungsi, Sumber, dan Dampak kekurangan maupun kelebihan dari Vitamin A, D, E,
dan K.
C.
Rumusan
Masalah
1. Apa
Itu Vitamin Larut Lemak?
2. Nama-nama
Vitamin Larut Lemak?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Vitamin Larut Lemak
Menurut
Almatsier (2004) menyatakan bahwa Vitamin adalah zat-zat organik yang
dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh
tubuh. Karena vitamin tidak didapat dari tubuh maka dapat mengkonsumi dengan
makanan ataupun minuman yang mengandung vitamin. Vitamin dibagi menjadi dua
yakni: vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Menurut Arief (2017)
menyatakan Vitamin larut lemak merupakan jenis
vitamin yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh melalui keringat maupun urin,
serta secara umum vitamin larut lemak hanya sedikit yang hilang pada proses
pemasakan dan vitamin larut lemak bersifat toksik pada dosis sangat tinggi.
Menurut Marganti (2016) menyatakan bahwa vitamin larut dalam lemak
bersirkulasi dalam darah dan dapat disimpan dalam jaringan tubuh.
Jika berlebih vitamin larut dalam lemak dapat menyebabkan kondisi yang
disebut hypervitaminosis, yaitu kelebihan jumlah
vitamin dalam tubuh. Ketika jumlahnya melebihi kebutuhan yang
seharusnya, jenis vitamin ini secara otomatis akan tersimpan di dalam
lemak tubuh.
B. Nama-nama Vitamin Larut Lemak
1.
Vitamin
A
a.
Unsur
Kimianya
Vitamin
A adalah suatu kristal alkohol yang berwarna kuning dan larut dalam lemak atau
pelarut lemak. Ketika vitamin A terdapat dalam makanan biasanya terdapat dalam
bentuk ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam
tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu:
retinol (bentuk alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam).
Retinol
bila dioksidasi berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi
menjadi retinol. Selnajutnya, retinal dapat dioksidasi menjadi asam retinoat. Vitamin A rahan terhadap panas,
cahaya dan alkali, tetapi tidak tahan terhadapasam dan oksidasi.
Bentuk
aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan nabati mengandung
karotenoid yang merupakan prekursor (provitamin) vitamin A. Diantara ratusan karotenoid yang terdapat di
alam, hanya bentuk alfa, beta dan gama serta kriptosantin yang berperan sebagai
provitamin A. Beta-Karoten adalah bentuk provitamin A paling aktif , yang
terdiri atas dua molekul retinol yang saling berkaitan. Karotenoid terdapat
didlam kloroplas tanaman yang berperan sebagai katalisatordalam fotosintesis
yang dilakukan oleh klorofil. Oleh karena itu, karotenoid paling banyak
terdapat dalam sayuran berwarna hijau tua. Beta-Karoten
mempunyai warna sangat kuning dan pada tahun 1954 dapat di sintetis.
Beta-karotin merupakan pigmen kuning yang boleh digunakan dalam pemberian warna
makanan, antara lain untuk pemberian warna kuning pada gelatin, margarin,
minuman ringan, adonan cake, dan produk serealia.
b.
Fungsi
1.) Pengelihatan
Vitamin
A berfungsi dalam pengelihatan normal pada cahaya remang. Di dalam mata
retinol, bentuk vitamin A yang di dapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal.
Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah –
ungu (visual purple) atau rodopsin. Rodopsin ada di dalam sel khusus di dalam
retina mata yang dinamakan rod. Bila cahaya mengenai retina, pigmet visual
merah – ungu ini berubah menjadi kuning dan retinal di pisahkan dari opsin.
Pada saat itu, terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf
mata ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual. Selama proses
ini, sebagian dari vitamin A dipisahkan dari protein dan diubah menjadi
retinol. Sebagian besar retinol ini diubah kembali menjadi retinal, yang
kemudian mengikat opsinlagi untuk membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol
hilang selama proses ini dan harus di ganti oleh retinol dalam darah. Jumlah
retinol yang tersedia di dalam darah menentukan kecepatan pembentukan kembali
rodopsin yang kemudian bertindak kembali sebagai bahan reseptor di dalam
retina. Penglihatan dengan cahaya samar – samar/ buram baru bisa terjadi bila
seluruh siklus ini selesai.
2.)
Diferensiasi Sel
Diferensiasi
sel terjadi bila sel – sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat atau fungsi
semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu karakteristik
dari kekurangan vitamin A yang dapat terjadi pada tiap tahap perkembangan
tubuh, seperti pada tahap pembentukan sperma dan sel telur, pembuahan,
pembentukan struktur dan organ tubuh, pertumbuhan dan perkembangan janin, masa
bayi, anak-anak, dewasa dan masa tua. Diduga vitamin A, dalam bentuk asam
retinoat memengang peranan aktif dalam kegiatan inti sel, dengan demikian dalam
pengaturan faktor penentu keturunan/gen yang berpengaruh terhadap sintesis
protein. Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel
yang dapat dikaitan dengan perubahan perwujudan gen-gen tertentu. Sel-sel yang
paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus, terutama
sel-sel globet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mukus atau
lendir.
3.)
Fungsi Kekebalan
Vitamin
A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan. Mekanisme
sebenarnya bellum diketahui secara pasti. Retinol tampaknya berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan diferensasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam
proses kekebalan humoral). Di samping
itu kekurangan vitamin A menurunkan respons antibodi yang bergantung pada sel-T
(limfosit yang berperan pada kekebalan selular). Sebaliknya infeksi dapat
memperburuk kekurangan vitamin A. Dalam
kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa:
a)
Ada hubungan kuat antara status vitamin
A dan risiko terhadap penyakit infeksi pernapasan,
b)
Hubungan antara kekurangan vitamin A dan
diare belum begitu jelas,
c)
Kekurangan vitamin A pada campak
cenderung menimbulkan komplikasi yang dapat berakibat kematian.
4.)
Pertumbuhan dan Perkembangan
Vitamin
A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadap pertumbuhan
sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang
membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan
tulang terhamabatan dan bentuk tulang tidak normal. Bila hewan percobaan diberi
makanan yang tidak mengandung vitamin A, maka pertumbuhan akan terganggu
setelah sipanan vitamin A dalam tubuh habis. Pada anak-anak yang kekurangan
vitamin A, terjadi kegagala dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal ini berperan
sebagai asam retinoat.
5.)
Reproduksi
Vitamin
A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada tikus.
Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telut dan
perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol.
6.)
Pencengahan Kanker dan Penyakit Jantung
Kemampuan
retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan
aktvitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencengah kanker, terutama
kanker kulit, tenggorakan, paru-paru, payudura dan kantung kemih. Di samping
itu betakaroten yang bersama vitamin E dan C berperan sebagai antioksidan
diduga dapat pula mencengah kanker paru-paru.
c.
Sumber
Sumber
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan koroten terutama di dalam
pangan nabati. Sumber vitamin A berasal dari hati, kuning telur, susu (di dalam
lemaknya), minyak hati ikan, dan mentega/margarin. Karena vitamin A tidak
berwarna, warna kuning dalam kuning telur adalah koroten yang tidak diubah
menjadi vitamin A.
Sumber
koroten trdiri dari sayuran berwarna hijau tua, minyak kelapa sawit, dan
buah-buahan yang berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang,
kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya,
mangga, nangka masak, dan jeruk. Berikut merupakan AKG berdasarkan golongan
umur dan jenis kelain serta retinol ekivalen dari kandungan vitamin A untuk
Indonesia menurut Almatsier dalam Ariani (2017):
Golongan Umur
|
AKA*
(RE)
|
Golongan Umur
|
AKA*
(RE)
|
0-6
bulan
|
375
|
Wanita:
|
|
7-11
bulan
|
400
|
10-12 tahun
|
600
|
1-3
tahun
|
400
|
13-15 tahun
|
600
|
4-6
tahun
|
450
|
16-18 tahun
|
600
|
7-9
tahun
|
500
|
19-29 tahun
|
500
|
30-49 tahun
|
500
|
||
Pria:
|
50-64 tahun
|
500
|
|
10-12
tahun
|
600
|
≥ 65 tahun
|
500
|
13-15
tahun
|
600
|
||
16-18
tahun
|
600
|
Ibu
Hamil:
|
+300
|
19-29
tahun
|
600
|
||
30-49
tahun
|
600
|
Ibu
Menyusui:
|
|
50-64
tahun
|
600
|
0-6 bulan
|
+350
|
≥ 65
tahun
|
600
|
7-12 bulan
|
+350
|
Berikut
nilai vitamin A dari berbagai bahan pangan (RE μg/100 g) menurut Almatsier
(2004):
Bahan Makanan
|
RE
|
Bahan Makanan
|
RE
|
Hati
sapi
|
13170
|
Daun katuk
|
3111
|
Kuning
telur bebek
|
861
|
Sawi
|
1940
|
Kuning
telur ayam
|
600
|
Kangkung
|
1890
|
Ayam
|
243
|
Bayam
|
1827
|
Ginjal
|
345
|
Ubi jalar merah
|
2310
|
Ikan
sardin (kaleng)
|
250
|
Mentega
|
1287
|
Minyak
ikan
|
24000
|
Margarin
|
600
|
Minyak
kelapa sawit
|
18000
|
Susu bubuk, “full cream”
|
471
|
Minyak
hati ikan hiu
|
2100
|
Keju
|
225
|
Wortel
|
3600
|
Susu kental manis
|
153
|
Daun
singkong
|
3300
|
Susu segar
|
39
|
Daun
pepaya
|
5475
|
Mangga masak pohon
|
1900
|
Daun
lamtoro
|
5340
|
Pisang raja
|
285
|
Daun
tales
|
3118
|
Tomat masak
|
450
|
Daun
melinjo
|
3000
|
Semangka
|
177
|
d.
Dampak
kekurangan Vitamin A
Kekurangan
( Defisiensi ) Vitamin A terutama terdapat pada anak-anak balita. Tanda-tanda
kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpkai. Kekurangan Vitamin A
dapat disebabkan karena kekurangan primer akibat kurang konsumsi, atau
kekurangan sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh,
kebutuhan yang meningkat, ataupun karena gangguan pada konvensi karoten menjadi
vitamin A. Kekurangan vitamin A sekunder
dapat terjadi pada penderita Kurang Energi Protein (KEP), penyakit hati, alfa,
beta-lipoproteinemia, atau gangguan absopsi karena kekurangan asam empedu.
1.)
Buta Senja
Salah
satu tanda awal kekurangan Vitamin A adalah buta senja (niktalopia), yaitu
ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya
samar-samar/senja. Seperti bila memasuki kamar gelap dari kamar terang.
Konsumsi vitamin A yang tidak cukup menyebabkan simpanan dalam tubuh menipis,
sehingga kadar vitamin A darah menurun yang berakibat vitamin A tidak cukup
diperoleh retina mata membentuk pigmen penglihatan rodopsin. Kemampuan melihat
dalam keadaan samar-samar, dihubungkan dengan ujung-ujung saraf (rod dan cone) yang terdapat dalam
retina. Cone terutama berperan dalam cahaya siang dan memberdakan warna
sedangkan rode mengontrol penglihatan pada malam hari.
2.)
Perubahan pada mata
Kornea
mata terpengaruh secara didni oleh kekurangan vitamin A. Kelenjar air mata
tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput
yang menutupi kornea. Ini diikuti oleh tanda-tanda: atrofi kelenjar mata, keratinisasi
konjungtiva (selaput yang melapisi permukaan bagian dalam kelompak mata dan
bola mata), pemburaman, pelepasan sel-sel epitel kornea yang akhirnya berakibat
melunaknya dan pecahnya kornea.
3.)
Infeksi
Fungsi
kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A, sehingga mudah terserang
infeksi. Di samping itu lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-[aru
mengalami keratinisasi, tidak mengeluarkan lendir, sehingga mudah dimasuki
mikroorganisme atau bakteri atau virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan.
Bila terjadi pada permukaan dinding usus akan menyebabkan diare. Kekurangan
vitamin A pada anak-anak di samping itu dapat menyebabkan komplikasi pada
campak yang dapat menyebabkab kematian. Vitamin A dinamakan juga vitamin
anti-infeksi.
4.)
Perubahan pada Kulit
Kulit
menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar, mengeras dan mengalami
keratinisasi yang dim=namakan hiperkeratosis folikular. Mula-mula terkena
lengan dan paha, kemudian dapat menyebar ke seluruh tubuh, asam retinoat sering
diusapkan ke kulit untuk menghilangkan kerutan kulit, jerawat, dan kelainan
kulit lainnya.
5.)
Gangguan Pertumbuhan
Kekurangan
Vitamin A menghambat perubahan sel-sel, termasuk sel-sel tulang. Fungsi sel-sel
yang membentuk email pada gigi terganggu dan terjadi atrofi sel-sel yang
membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak.
6.)
Lain-lain
Perubahan
lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada lidah yang
menyebabkan berkurangnya nafsu makan dan anemia.
e.
Dampak
kelebihan
Vitamin
A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A yang berperan sebagai suplemen
dalam ukuran tinggi yang berlebihan, misalnya takaran 16.000 RE untuk jangka
waktu lama atau 40.000-55.000 RE/hari. Gejala pada orang dewasa antaralain
sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut rontok, kulit mengering, tidak ada nafsu
untuk makan dan mengalami sakit pada tulang. Pada wanita menstruasi berhenti.
Pada bayi terjadi pembesaran kepala, hidrosefalus, dan mudah tersinggung, yang
dapat terjadi pada konsumsi 8.000 RE/hari selama tiga puluh hari. Hal ini
merupakan gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentu vitamin
A.
Selain
itu dalam food-info.net (2014) menyatakan Keracunan vitamin A terjadi pada
saat protein yang mengikatnya telah terpenuhi sehingga vitamin A yang bebas
dapat menyerang sel-sel tubuh. Hal ini biasanya tidak terjadi jika vitamin
berasal dari makanan sehari-hari, tetapi hal ini dapat terjadi jika seseorang
menggunakan suplemen. Gejala-gejalanya adalah mual, muntah, nyeri pada perut,
diare dan kehilangan berat badan. Sistem syaraf dan otot juga bisa dipengaruhi,
menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu makan, sifat mudah marah, lelah,
susah tidur, gelisah, sakit kepala dan lemah otot.
2.
Vitamin
D
a.
Unsur
Kimianya
Vitamin
D adalah nama genetik dari dua molekul, yaitu ergokalsiferol (Vitamin D2)
dan kolekalsiferol (vitamin D3). Prekusor vitamin D hadir dalam
fraksi sterol dalam jaringan hewan (dibawah kulit) dan tumbuh-tumbuhan
berturut-turut dalam bentuk 7 dehidrokolesterol dan ergosterol. Keduanya
membutuhkan radiasi sinar ultraviolet untuk mengubahnya kedalam bentuk
provitamin D3 (kolekalsiferol) dan D2 (ergokalsiferol).
Kedua provitamin membutuhkan konversi menjadi
bentuk aktifnya melalui penambahan dua gugus hidroksil. Gugus
hidroksilnpertama ditambahkan didalam hati pada posisi 25 sehingga membentuk
25-hidroksi-vitamin D. Gugus hidroksil kedua ditambahkan di dalam ginjal
sehingga membentuk 1,25-dihidroksi-vitamin D. Provitamin D berasal dari hewan
membentuk 1,25 dihidroksikolekalsiferol, dikenal sebagai kalsitriol sedangkan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan membantuk 1,25 dihidrasi ergokalsiferol, dikenal
sebagai erkalsitriol. Kedua bentuk vitamin D efektif untuk manusia. Bentuk
tumbuh-tumbuhan terutama digunakan sebagai bahan tambahan makanan.
b.
Fungsi
Vitamin D
bekerja pada mineralisasi tulang dengan meningkatkan penyerapan kalsium dan
fosfor di dalam sistem pencernaan,sehingga kadarnya di dalam darah meningkat.
Hal ini dilakukan dengan mengambil kalsium dari tulang dan dengan mendorong
penyimpanannya oleh ginjal. Menurut Lita MED (2016) Ada
berbagai fungsi vitamin D yang ditawarkan bagi setiap tubuh kita, yaitu:
1.)
Sebagai penjaga keseimbangan antara fosfor dan kalsium dalam tubuh.
2.) Mendukung
pembentukan gigi dan tulang bersama dengan fosfor dan kalsium.
3.) Mendukung
penyebaran kalsium ke dalam sel tubuh.
4.) Mendukung
penyerapan fosfor dan kalsium dari usus halus.
c.
Sumber
Sumber
dari vitamin D berasal dari sinar matahari dan makanan. Bagi daerah tropis
sinar matahari mudah didapatkan bahkan tidak mungkin kekurangan vitamin D. Sedangkan
untuk daerah non tropis yang kekurangan sinar matahari lebih banyak menggunakan
sumber makanan untuk mendapatkan vitamin D. Sumber makanan yang mengandung
vitamin D yakni bahan pangan hewani dalam bentuk kolekalsiferol, seperti kuning
telur, hati, krim, mentega, dan minyak hati ikan. Susu sapi dan ASI merupakan
sumber vitamin D namun bukanlah sumber yang baik. Berikut merupakan AKG
berdasarkan golongan umur dan jenis kelain serta retinol ekivalen dari
kandungan vitamin D untuk Indonesia menurut Almatsier dalam Ariani (2017):
Golongan Umur
|
AKD* (μg)
|
Golongan Umur
|
AKD*
(μg)
|
0-6
bulan
|
5
|
Wanita:
|
|
7-11
bulan
|
5
|
10-12 tahun
|
5
|
1-3
tahun
|
5
|
13-15 tahun
|
5
|
4-6
tahun
|
5
|
16-18 tahun
|
5
|
7-9
tahun
|
5
|
19-29 tahun
|
5
|
30-49 tahun
|
5
|
||
Pria:
|
50-64 tahun
|
10
|
|
10-12
tahun
|
5
|
≥ 65 tahun
|
15
|
13-15
tahun
|
5
|
||
16-18
tahun
|
5
|
Ibu
Hamil:
|
+0
|
19-29
tahun
|
5
|
||
30-49
tahun
|
5
|
Ibu
Menyusui:
|
|
50-64
tahun
|
10
|
0-6 bulan
|
+0
|
≥ 65
tahun
|
15
|
7-12 bulan
|
+0
|
Berikut
nilai vitamin D dari berbagai bahan pangan (μg/100 g) menurut Almatsier (2004):
Bahan Makanan
|
μg
|
Bahan Makanan
|
μg
|
Susu
sapi
|
0,01-0,03
|
Minyak hati ikan
|
210
|
ASI
|
0,04
|
Margarin
|
5,8-8,0
|
Tepung
susu
|
0,21
|
Daging sapi, babi, biri-biri
|
ss
|
Krim
|
0,1-0,28
|
Unggas
|
ss
|
Keju
|
0,03-0,5
|
Hati
|
0,2-1,1
|
Yogurt
|
ss-0,04
|
Ikan air tawar
|
ss
|
Telur
utuh
|
1,75
|
Ikan berlemak
|
ss-25
|
Kuning
telur
|
4,94
|
Udang dan kerang
|
ss
|
Mentega
|
0,76
|
Keterangan: ss = sedikit sekali
d.
Dampak
kekurangan
Kekurangan
vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia pada
anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kekurangan pada orang dewasa juga
dapat menyebabkan osteoporosis. Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada
anak-anak terhambat sehingga menjadi lembek. Kaki membengkak, ujung-ujung
tulang panjang membesar ( Lutut dan Pergelangan ), tulang rusuk membengkok,
pembesaran kepala karena penutupan fontanel terlambat, gigi terlambat keluar,
bentuk gigi tidak teratur dan mudah rusak. Riketsia jarang dapat disembuhkan
sepenuhnya. Sebelum ditemukan fortifikasi makanan dengan vitamin D, riketsia
banyak terdapat di negara-negara dengan empat musim.
Osteomalasia
adalah riketsia pada orang dewasa. Biasanya terjadi pada wanita yang konsumsi
kalsiumnya rendah, tidak banyak mendapat sinar matahari dan mengalami banyak
kehamilan den menyususi. Osteomalasia dapat pula terjadi pada mereka yang
menderita penyakit saluran cerna, hati, kantung empedu atau ginjal. Tulang
melembek yang menyebabkan gangguan dalam bentuk tulang, terutama pada kaki,
tulang belakang, toraks, dan pelvis. Gejala awal rasa sakit seperti rematik dan
lemah dan kadang muka menggmit ( twitching), tulang mebengkok ( bentuk O atau X
) dan dapat menebabkan fraktur (patah).
e.
Dampak
kelebihan
Vitamin
D apabila dikonsumsi berlebihan maka akan mencapai lima kali AKG, yaitu lebih
dari 25 mikrogram (1000 SI) sehari, akan menyebabkan keracunan. Gejala yang
timbul pada kelebihan vitamin D adalah absorpsi vitamin D yang pada akhirnya
menyebabkan kalsifikasi beerlebihan pada tulang dan jaringan pada tubuh,
seperti ginjal, paru-paru, dan orang tubuh lainnya. Tanda-tandanya akibat
hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan, diare,
muntah-muntah, dangguan mental, dan pengeluaran urine berlebih.
Kelebihan vitamin D menyebabkan peningkatan konsentrasi
kalsium didalam darah. Kalsium dapat membentuk batu ginjal. Kadar kalsium yang
tinggi di dalam darah juga dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras, yang
sangat berbahaya bagi arteri pada hati dan paru-paru dan dapat berakibat fatal.
Gejala tambahan dari keracunan vitamin D adalah kehilangan nafsu makan, sakit
kepala, lemah, lelah, dahaga yang berlebihan, sifat lekas marah dan lesu.
3.
Vitamin
E
a.
Unsur
Kimianya
Vitamin
E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sintetik yang
dijual secara komersial biasanya berwarna kuning muda hingga kecoklatan.
Vitamin E larut dalam lemak dan sebagian besar pelarut organik, tetapi tidak larut
dalam air. Ada empat jenis tokoferol yang penting dalam makanan alfa-, beta-,
gama-, delta-toko-ferol dan tokotreinol. Karakteristik kimia utamanya adalah
bertindak sebagai antioksidan. Tokoferol terdiri atas struktur cincin
6-kromanol dengan rantai samping jenuh panjang enam belas karbon fitol.
Perbedaan antar jenis tokoferol terletak pada jumlah dan posisi gugus metil
pada struktur cincin.
Tokotrineol
mempunyai tiga ikatan rangkap pada rantai samping. Perbedaan struktur ini
mempengaruhi tingkat aktivitas vitamin E secara biologik. Tokotrineol tidak
banyak terdapat di alam dan kurang aktif secara biologik. Alfa-tokoferol adalah
bentuk vitamin E paling aktif, yang digunakan pula sebagai standar pengukuran
vitamin E dalam makanan. Jumlah vitamin E dalam bentuk lain dinyatakan dalam
bentuk tokoferol ekivalen (TE).
Bentuk sintetik vitamin E mempunyai aktivitas biologik 50% daripada
alfa-tokoferol yang terdapat di alam.
Vitamin
E agak tahan panas dan asam tetapi tidak tahan alkali, sinar ultraviolet dan oksigen.
Vitamin E rusak bila bersentuhan dengan minyak tengik, timah dan besi. Karena
tidak larut air, vitamin E tidak hilang karena pemasakan dengan air. Tokoferol
ester seperti tokoferol asetat yang paling banyak ditemukan di alam, tidak
banyak rusak karena pengolahan. Absorpsi vitamin E berkisar antara 20-80%.
Vitamin E disimpan sebagian besar di jaringan lemak dan selebihnya di hati.
b.
Fungsi
Seperti
halnya vitamin C, Vitamin E juga merupakan antioksidan. Vitamin E membantu
menstabilkan membran sel, mengatur reaksi oksidasi dan melindungi vitamin A.
Dalam peranannya sebagai anti oksidan, vitamin E mempunyai pengaruh besar
terhadap sel, seperti sel darah merah dan sel darah putih yang melewati
paru-paru. Menurut Lita MED (2016) Ada banyak fungsi vitamin E yang
ditawarkan untuk tubuh kita, antara lain:
1.) Mampu
memperpanjang umur.
2.)
Mendukung peningkatan produksi air susu.
3.)
Membantu mencegah keguguran pada ibu hamil.
4.)
Mengatasi gangguan saat wanita datang bulan.
5.)
Membantu dalam memperoleh keturunan.
6.)
Mencegah adanya oksidasi karoten dan vitamin A pada
usus halus.
7.)
Membantu membran sel lebih stabil.
8.)
Berpengaruh terhadap sel darah putih dan juga sel
darah merah yang melaju atau mengalir melalui organ paru-paru.
9.)
Berperan sebagai antioksidan.
10.)
Terjadi penumpukan lemak di dalam otot.
c.
Sumber
Sumber
dari vitamin E terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah,
gandum, dan biji-bijian serta sayur dan buah-buahan. Minyak zaitun dan kelapa
hanya sedikit mengandung vitamin E. Selain itu juga daging ungas, ikan dan kacang-kacanagn
mengandung vitamin E namun dalam jumlah terbatas. Berikut merupakan AKG
berdasarkan golongan umur dan jenis kelain serta retinol ekivalen dari
kandungan vitamin E untuk Indonesia menurut Almatsier dalam Ariani (2017):
Golongan Umur
|
AKE* (μg)
|
Golongan Umur
|
AKE*
(μg)
|
0-6
bulan
|
4
|
Wanita:
|
|
7-11
bulan
|
5
|
10-12 tahun
|
11
|
1-3
tahun
|
6
|
13-15 tahun
|
15
|
4-6
tahun
|
7
|
16-18 tahun
|
15
|
7-9
tahun
|
7
|
19-29 tahun
|
15
|
30-49 tahun
|
15
|
||
Pria:
|
50-64 tahun
|
15
|
|
10-12
tahun
|
11
|
≥ 65 tahun
|
15
|
13-15
tahun
|
15
|
||
16-18
tahun
|
15
|
Ibu
Hamil:
|
+0
|
19-29
tahun
|
15
|
||
30-49
tahun
|
15
|
Ibu
Menyusui:
|
|
50-64
tahun
|
15
|
0-6 bulan
|
+4
|
≥ 65
tahun
|
15
|
7-12 bulan
|
+4
|
Berikut
nilai vitamin E di dalam minyak tumbuh-tumbuhan (mg/100 g) menurut Almatsier
(2004):
Minyak
|
mg
|
Biji
kapas
|
30-81
|
Jagung
|
53-162
|
Kacang
kedelai
|
56-160
|
Kacang
tanah
|
20-32
|
Kelapa
|
1-4
|
Kelapa
sawit
|
33-73
|
Safflower
|
25-49
|
zaitun
|
5-15
|
Berikut
nilai alfa- dan gama-tokoferol dalam bahan makanan (mg/100 g) menurut Almatsier
(2004):
Bahan Makanan
|
alfa- tokoferol
|
gama-tokoferol
|
Serealia
|
0,88
|
0,77
|
Kacang-kacangan
|
0,72
|
5,66
|
Biji-bijian
|
9,92
|
10,97
|
Sayuran
|
0,81
|
0,14
|
Buah-buahan
|
0,27
|
-
|
Daging
|
0,31
|
0,21
|
Telur
|
1,07
|
0,35
|
Susu
|
0,34
|
-
|
Minyak
babi
|
1,37
|
0,7
|
Mentega
|
1,95
|
0,14
|
Margarin
|
18,92
|
26,62
|
d.
Dampak
kekurangan
Penyakit
kekurangan Vitamin E pada manusia jarang terjadi, karena vitamin E terdapat
luas di dalam bahan makanan. Kekurangan biasanya terjadi karena adanya gangguan
absorpsi lemak seperti pada cystic fibrosis dan gangguan transpor lipida
seperti pada bta-lipopro-teinemia. Kekurangan vitamin E pada manusia
menyebabkan hemoisis eritrosit, yang dapat diperbaiki dengan pemberian tambahan
vitamin E. Akibat lain adalah sindrom neurologik sehingga terjadi
fungsi tidak normal pada sumsum tulang belakang dan retina. Tanda-tandanya
adalah kehilangan koordinasi dan refleks otot, serta gangguan penglihatan dan
berbicara.
e.
Dampak
kelebihan
Vitamin
E apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan keracunan. Akan
tetapi, akibatnya tidak terlalu fatal atau merugikan seperti halnya kelebihan
vitamin A, terlihat pada gangguan pada saluran cerna terjadi bila memakan lebih
dari 600 miligram sehari (60-75) kali kecukupan). Dosis tinggi juga dapat
meningkatkan efek obat antikoagulan yang digunakan untuk mencegah pengumpulan
darah. Keracunan
dapat terjadi jika konsumsi berlebih, tetapi hal ini tidak mudah terjadi
seperti pada vitamin A dan D. Gejalanya adalah sakit kepala, lemah, lelah,
pusing dan penglihatan tidak normal.
4.
Vitamin
K
a.
Unsur
Kimianya
Vitamin
K terdapat di alam dalam dua bentuk, keduanya terdiri atas cincin
2-metilnaftakinon dengan rantai samping posisi tiga. Vitamin K1 (filokinon) mempunyai rantai samping
fitil dan hanya terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan berwarna hijau. Vitamin K2
(menakinon) merupakan sekumpulan
ikatan yang rantai sampingnya terdiri atas beberapa satuan isoprenil (berjumlah
1-14 unit). Menakinon disintesis oleh bakteri di dalam saluran cerna. Menadion (vitamin K3) adalah
bentuk vitamin K sintetik. Menadion terdiri atas cincin neftakinon tanpa rantai
samping, oleh karena itu mempunyai sifat larut air. Menadion baru aktif secara
biologik setelah mengalami alkilasi di dalam tubuh.vitamin K cukup tahan
terhadap panas. Vitamin ini tidak rusak oleh cara memasak biasa, termasuk
memasak dengan air. Vitamin K tidak tahan terhadap alkali dan cahaya.
b.
Fungsi
Vitamin K
merupakan kebutuhan penting untuk sintesis beberapa protein termasuk dalam
pembekuan darah. Vitamin K juga dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Menurut
Lita MED (2016) Ada beberapa fungsi dari vitamin K yang
bila asupannya cukup, maka tubuh akan mendapat keuntungan di bawah ini:
1.)
Mendukung pertumbuhan tulang sehingga osteoporosis dapat
dicegah.
2.) Mendukung
pencegahan kanker.
3.) Mendukung
pencegahan pendarahan hati.
4.) Mendukung
pencegahan penyakit hemoragik.
6.) Menolong
proses pembekuan darah agar bila terjadi luka terbuka dapat sembuh total lebih
cepat.
c.
Sumber
Sumber
dari vitamin K terdapat pada hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang buncis,
kacang polong, kol, dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi
kandungan vitamin K-nya. Selain itu susu, daging, telur, serealia, buah-buahan,
dan sayuran lain () mengandung vitamin K namun dalam jumlah yang sedikit.
Selain itu ada sumber penting vitamin K yakni flora bakteri dalam usus halus
dan ASI. Berikut merupakan AKG berdasarkan golongan umur dan jenis kelain serta
retinol ekivalen dari kandungan vitamin K untuk Indonesia menurut Almatsier
dalam Ariani (2017):
Golongan Umur
|
AKK* (μg)
|
Golongan Umur
|
AKD*
(μg)
|
0-6
bulan
|
5
|
Wanita:
|
|
7-11
bulan
|
10
|
10-12 tahun
|
35
|
1-3
tahun
|
15
|
13-15 tahun
|
55
|
4-6
tahun
|
20
|
16-18 tahun
|
55
|
7-9
tahun
|
25
|
19-29 tahun
|
55
|
30-49 tahun
|
55
|
||
Pria:
|
50-64 tahun
|
55
|
|
10-12
tahun
|
35
|
≥ 65 tahun
|
55
|
13-15
tahun
|
55
|
||
16-18
tahun
|
55
|
Ibu
Hamil:
|
+0
|
19-29
tahun
|
65
|
||
30-49
tahun
|
65
|
Ibu
Menyusui:
|
|
50-64
tahun
|
65
|
0-6 bulan
|
+0
|
≥ 65
tahun
|
65
|
7-12 bulan
|
+0
|
Berikut
nilai vitamin K dari berbagai bahan pangan (μg/100 g) menurut Almatsier (2004):
Bahan Makanan
|
μg
|
Bahan Makanan
|
μg
|
Susu
sapi
|
3
|
Asparagus
|
57
|
Keju
|
35
|
Buncis
|
14
|
Mentega
|
30
|
Brokoli
|
200
|
Ayam
|
11
|
Kol
|
125
|
Daging
sapi
|
7
|
Daun selada
|
129
|
Hati
sapi
|
92
|
Bayam
|
89
|
Hati
ayam
|
7
|
Kentang
|
3
|
Minyak
jagung
|
10
|
Tomat
|
5
|
Jagung
|
5
|
Pisang
|
2
|
Gandum
|
5
|
Jeruk
|
1
|
Tepung
terigu
|
4
|
Kopi
|
38
|
Roti
|
4
|
Teh hijau
|
712
|
d.
Dampak
kekurangan
Kekurangan
Vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal, sehingga bila ada luka atau
operasi terjadi pendarahan. Kekurangan vitamin K karena makanan jarang terjadi,
sebab vitamin K terdapat secara luas dalam makanan. Kukurangan vitamin K
terjadi bila ada gangguan absorpsi lemak ( bila produksi empedu kurang atau
pada diare ) kekurangan Vitamin K bisa terjadi bila seseorang antibiotika
sedangkan tubuhnya kurang mendapat vitamin K dari makanan. Antibiotika membunuh
kuman-kuman di dalam usus yang membentuk vitamin K. Oleh karena itu, sebelum
operasi bisanya diperiksa terlebih dahulu kemampuan darah untuk menggumpal dan
sebagai pencegah an diberi suntikan vitamin K. Vitamin K biasanya diberikan
sebelum operasi untuk mencegah pendarahan berlebihan. Aspirin berlebuhan dapat
mencegah pembekuan darah normal dengan mengganggu pembentukan platlet dan
faktor-faktor tergantung vitamin K.
Selain
itu dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Lita MED (2016) menyebutkan bahwa
kekurangan vitamin K menyebabkan Darah akan sulit membeku dan ini
akan berakibat buruk bagi yang mengalami luka pendarahan. Akibatnya pendarahan
akan terus berlanjut dan tak berhenti sehingga mengakibatkan penderita
mengalami kekurangan darah. Muncul penyakit hemoragik yang sebetulnya hanya
bayi saja cenderung terkena. Ini karena tingkat kesterilan pada sistem
pencernaan bayi (khususnya yang baru saja lahir) masih tinggi dan belum ada
bakteri yang bisa membantu proses sintesa dari vitamin. Sementara itu, vitamin
K pada air susu ibu pun hanya sedikit.
e.
Dampak
kelebihan
Vitamin
K apabila kelebihan hanya dapat terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk
berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin K
adalah hemolisis sel darah merah, sakit kuning, dan kerusakan pada otak. Keracunan
vitamin K terjadi hanya pada orang yang menerima pengganti vitamin K larut air.
Gejala-gejalanya adalah hemolisis sel darah merah, penyakit kuning dan
kerusakan otak.
KESIMPULAN
Vitamin
adalah zat-zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat
kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk dari dalam tubuh sehingga perlu
mengkonsumi makanan atau minuman untuk mendapat zat tersebut. Vitamin dibagi
menjadi dua yakni: vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut
lemak merupakan jenis vitamin yang tidak dapat
dikeluarkan dari tubuh melalui keringat maupun urin, serta secara umum vitamin
larut lemak hanya sedikit yang hilang pada proses pemasakan dan vitamin larut
lemak bersifat toksik pada dosis sangat tinggi. Vitamin larut air
merupakan merupakan vitamin yang dapat disimpan
dalam jumlah sedikit, dan biasanya akan segera hilang bersama aliran
makanan. Vitamin larut dalam lemak bersirkulasi dalam darah
dan dapat disimpan dalam jaringan tubuh. Jika berlebih vitamin larut dalam lemak
dapat menyebabkan kondisi yang disebut hypervitaminosis, yaitu
kelebihan jumlah vitamin dalam tubuh. Ketika jumlahnya melebihi kebutuhan
yang seharusnya, jenis vitamin ini secara otomatis akan tersimpan di dalam
lemak tubuh. Maka vitamin larut lemak mempunyai nama yakni vitamin A, D, E, dan
K yang masing-masing mempunyai unsur kimia, sumber, serta dampak yang
berbeda-beda perannya dalam tubuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Ariani, Ayu Putri. 2017. Ilmu Gizi (Dilengkapi Dengan Standar
Penilian Status Gizi dan Daftar Komposisi Bahan Makanan). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Arief,
Ria Qadariah. 2017. Vitamin Larut Lemak. http://www.konsultankolesterol.com/vitamin-larut-lemak.html. diakses tanggal
3 April 2017.
Food-info.net. 2014. Vitamin yang larut
dalam lemak. http://www.food-info.net/id/vita/fat.html. diakses tanggal
4 April 2017.
Lita MED. 2016. 4 Jenis Vitamin yang Larut dalam Lemak Beserta Fungsinya. http://halosehat.com/gizi-nutrisi/vitamin/vitamin-yang-larut-dalam-lemak. diakses tanggal 3 April 2017.
Marganti, Mahmur. 2016. Jenis Vitamin Larut Lemak
dan Fungsinya. http://1health.id/id/article/category/diet-dan-nutrisi/jenis-vitamin-larut-lemak-dan-fungsinya-.html. diakses tanggal 2 April 2017.